* * *
Beberapa menit berlalu setelah Saga pergi, tibalah
sbuah mobil sedan bewarna silver berhenti
didepan sekolah Saga.
Pemuda pemilik mobil membuka kaca mobilnya
lalu mencari-cari keberadaan seseorang di halte
bis atau disudut manapun didekat sekolah itu.
"Mana Saga?"
Gumam pemuda berambut coklat tua itu.
Ckiiitt...
Sebuah motor sport berhenti tepat dibelakang
mobil silver itu.
Sang pemilik mobil menolehkan wajahnya
kebelakang.
Dan dengan kagetnya ia cepat-cepat menutup
kaca jendela mobilnya begitu melihat orang
dibelakang mobilnya.
"Ngapain dia kesini?!"
Pemuda berambut coklat tua itu sedikit geram.
Sama juga dengan pemuda yang menaiki motor
sport itu, ia juga sama bingungnya melihat mobil
yang seperti sangat ia kenal itu.
Setelah beberapa saat meyakinkan diri, pemuda
itu turun dari motornya menghampiri mobil
tersebut.
Ia mengetuk kaca mobil itu sambil memanggil
nama sang pemilik mobil.
"Shou!?"
Yang dipanggil Shou jadi sedikit malas membuka
kaca mobilnya, tapi karena ia tak mau terkesan
sombong, maka iapun membuka kaca mobilnya.
"Tora!? Sedang apa kau?"
"Harusnya aku yang tanya kau sedang apa disini"
Shou menghadap kedepan.
"Tidak ada, Hanya kebetulan lewat sini"
Tentu Tora tak akan mudah percaya akan ucapan
Shou.
Kalau memang cuma lewat, kenapa harus
berhenti? Dia pasti mau cari muka dengan
berencana menjemput Saga, ujar Tora dalam hati.
"Yasudah aku mau pulang. Sampai jumpa."
Shou langsung melesatkan mobilnya
meninggalkan Tora.
"Jiih..Pasti dia mau cari muka dengan menjemput
Saga!"
Ujar Shou sambil menyetir mobilnya.
Torapun menaiki motornya. Ia melajukan
motornya dijalan berbeda entah mau menuju
kemana.
Shou tak benar-benar dengan ucapannya, ia
bukan pulang kerumahnya seperti apa yang ia
ucapkan tadi pada Tora.
Tetapi ia menuju kerumah Saga.
Bermaksud untuk mengetahui kabar adik
sepupunya itu karena tak bisa menjemputnya
tadi.
Tak perlu terlalu lama menuju rumah Saga,
karena rumahnya memang tak terlalu jauh dari
sekolah. Apalagi dengan Shou yang membawa
mobilnya sedikit lbh cepat, hanya perlu waktu
kurang dari sepuluh menit, Shou tiba dirumah
Saga. namun ia terhenti agak sedikit jauh dari
wilayah rumah Saga karena ia melihat sebuah
mobil hitam berhenti didepan rumah Saga.
Dan Saga ada disitu, berdiri didekat mobil seperti
tengah berbicara dengan pemilik mobil yang ada
didalam mobil. Saga tertawa sambil memegang
tengkuknya dan sedikit membunggkuk.
Mobil itupun melaju pergi setelah Saga
membungkuk mengucapkan terima kasih.
Dan Shou harus menabok setir mobilnya kesal
karena melihat Tora datang dari arah berlawanan
dengannya muncul dari balik mobil hitam itu.
Tora berhenti didepan Saga dan mereka tampak
berbicara.
Setelah itu dengan wajah heran mereka melihat
kearah Shou.
Shou menghela nafas pasrah.
Tak mungkin mereka tak menyadari benda baja
sebesar ini berdiri didekat mereka.
Shou melajukan sedikit mobilnya lebih kedepan
hingga ia bisa berbicara dengan mereka.
Shou menghetikan mobilnya lalu membuka kaca
mobil.
Ia mengembangkan senyum memaksa.
"Hai,"
"Ha? Bukannya tadi kau bilang mau pulang?"
kaget Tora.
"Suka-suka aku mau kemana!"
Shou emosi.
"Cih, kalau mau kerumah Saga, bilang saja
kerumah Saga.
Kenapa harus berbohong."
Tora melajukan motornya memasuki perkarangan
rumah Saga.
Begitu pula dengan Shou.
Shou membawa mobilnya masuk dengan wajah
yang mulai masam.
Sedangkan Saga merasa bingung sendiri melihat
sikap dua saudara sepupunya itu.
Shou dan Tora duduk diruang tamu.
Saga kembali dari dapur membawa jus untuk
mereka.
"Diminum dulu, pasti kalian haus 'kan. Terlihat
sekali tadi ada api-api menyala disekitar kalian"
Ledek Saga.
Shou yang sedang membaca majalah dengan
berbaring diatas sofa dengan kaki yang menyilang
hanya melirik sekilas kehadapan Saga lalu
menaggapi ucapan Saga dengan decakan sebal.
Begitu pula dengan Tora yang langsung
mengambil jus dan meneguknya dengan wajah
mengerut.
Shou baru ingat sesuatu.
Tiba-tiba ia bangun dari sofa dan menghadap
Saga.
"Tadi siapa yang mengantarmu?"
Tatap Shou dengan tajam.
"Guru disekolahku, kenapa?"
Tora jadi ikut memperhatikan.
"Guru? Berapa usianya?"
Tora ikut bertanya.
Saga bingung.
"Lumayan masih muda, juga tampan, baik hati."
Saga tersenyum-senyum sendiri saat
menjabarkan jawabannya.
Lalu buru-buru ia menghentikan senyumnya saat
menyadari jika sikapnya mulai aneh dan ditatap
curiga oleh Tora dan Shou.
"M-memangnya ada apa? Kenapa kalian tanya-
tanya?"
"Tidak ada. Lalu, kenapa harus dia yang
mengantar?"
Tanya Shou
"Iya, kenapa harus dia? Masih ada guru yang
lebih tua 'kan? Yang mungkin bisa lebih
dipercayai."
Sambung Tora.
Saga menganga bingung.
"Kalian berdua bicara apa sih?
Masih untung Aoi-sensei mau mengantarku.
Daripada kalian yang ku telpon dan kukirim pesan
tak ada satupun yang menanggapi!
Dan aku merasa lebih mempercayai Aoi-sensei!"
Gelegarrr...
Tora dan Shou seperti tersambar petir.
"B-bukan begitu Saga, aku masih dikampus saat
kamu telpon tadi. Dan bukan maksud berburuk
sangka,
aku hanya khawatir, kamu jangan sembarangan
menerima ajakan orang walaupun itu gurumu
sendiri. Bagaimana kalau dia punya niat jahat?"
"Benar Saga, masih lebih baik kamu menunggu
kami, ah tidak, maksudku menungguku datang
menjemput walaupun lama mungkin,"
Rahang Saga rasanya ingin copot akibat terlalu
lebar menganga.
"Apa-apa'an!
Kalian berlebihan tau tidak?!!
Dan Tora niichan menyuruhku menunggumu yang
tak tahu kapan datangnya itu?
Bagaimana kalau kau datang 24jam kemudian?
Aku bisa mati kering dihalte bis"
Keduanya mati kutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar