Rabu, 02 April 2014

[FF] Brother relationship 7

"Nggg..."
Kening Tora mengerut.
Menatap sudah lumayan
lama pada buku soal
milik Saga.
Tangannya masi
memegang buku
tersebut tanpa bergerak
pindah sedikitpun.
Namun tetap, matanya masih melirik-lirik kearah
bawah sebelah kanannya.
"Tora-nii bisa tidak sih?"
"Eh? Errr... Niichan sudah agak lupa dengan
pelajaran ini Saga. Mm..sebentar,"
Tora membuka-buka halaman sebelumnya untuk
membaca materinya.
Ia menghela nafas lega karena beruntung Saga
tak menyadari gerak-geriknya sedari tadi.
Tora kesulitan menemukan jawaban karena otak
nya tak fokus pada pelajaran itu.
Ia mengacak-ngacak rambutnya seperti orang
frustasi.
Sampai ia dibuat mengerutkan keningnya melihat
Saga entah sejak kapan turun dari tempat tidur
dan sudah duduk di kursi meja belajarnya sambil
memegang ponselnya.
Memang tadi ia sempat mendengar suara ponsel,
namun tak terlalu menyadari karena otaknya
sedang memikirkan hal lain.
Tora makin mengerutkan keningnya melihat Saga
senyum-senyum pada layar ponselnya.
Tora bangun dari tempat tidur lalu mendekati
Saga, mengintip pada ponsel Saga. Apa yang
telah membuat adiknya itu senyum-senyum
sendiri?
Namun belum beruntung bagi Tora karena Saga
menyadari kedatangan Tora dan cepat menjauhi
ponselnya dari pandangan Tora.
Hanya bisa melihat sekilas layar ponsel itu yang
menampilkan tulisan-tulisan.
Mungkin e-mail dari seseoarang.
"Tora-nii?! Sudah selesai ya?"
Saga berkata sedikit gugup.
"Selesai apanya, yang punya tugas malah asyik-
asyikan."
"Ehehe... Gomen"
Saga tampak menekan sesuatu diponselnya
secara sembunyi-sembunyi disamping bawah
pahanya agar tak terlihat Tora.
Setelah itu ia menyimpan ponselnya dalam laci.
"Ayo bantu aku mengerjakan PR-ku kembali..."
Saga bangkit dari kursinya lalu menarik tangan
Tora untuk duduk dikursi yang ia tempati tadi.
"Memangnya siapa sih, pakai sembunyi-sembunyi
begitu..."
Ucap Tora tanpa melihat Saga sambil menopang
dagu nya dengan tangan yang menumpu diatas
meja, sedangkan tangan satunya membuka-buka
halaman buku.tampak sekali ia sedikit kesal.
Saga tampak kaget, akan tetapi ia cepat
menampiknya.
"Ih, nii-chan mau tau aja,"
"Memangnya tidak boleh kalau nii-chan mau
tau?"
Kali ini Tora memutar kepalanya menatap Saga
yang berdiri disampingnya.
"Tidak semuanya nii-chan harus tau 'kan"
Saga mengembungkan pipi sedikit sebal.
"Oyaaa~?"
Drrt... Drrt...
Meja itu terasa bergetar.
Tora langsung menoleh kearah sumber getaran
itu. Laci meja.
Saga mulai merasa was-was sampai akhirnya
teriakannya pecah saat tangan Tora bergerak
membuka laci tersebut.
"Uwaaaaa... Dame!"
Saga segera merebut ponselnya yang sudah
ditangan Tora.
Ponsel sudah ditangan Saga kembali tetapi Saga
tak kunjung mengangkat panggilan itu.
"Kenapa tak diangkat telpon nya?"
Saga memajukan bibirnya.
"Jangan menguping!"
Saga menjauh kesudut kamarnya menjauhi Tora
lalu menjawab telponnya.
"H-halo...bagaimana?"
Mata Saga tetap menjaga agar Tora tak
mendekatinya dan mencuri dengar
perbincangannya.
Ia membuat gestur tangannya menyuruh
kakaknya untuk segera mengerjakan PR-nya lalu
melanjutkan perbincangannya.
"Lalu, lalu, informasi apalagi yang kau dapatkan?"
Saga tampak sumringah.
Tentu Tora tak menuruti permintaan Saga kali ini.
Bagaimana tidak, ia mengerjakan PR tapi yang
punya PR malah asyik-asyikan nelpon.
Sebenarnya tidak masalah sih kalau Saga
telponan bersama teman nya atau siapapun asal
tak sembunyi-sembunyi begitu.
Tentu membuat Tora curiga, ditambah lagi Saga
seperti senang sekali menerima telpon itu.
"Sankyu naaa..."
Saga sampai menggigit bibirnya sendiri saking
tak bisa menahan gejolak bahagianya.
Saga cepat-cepat mengakhiri telponnya begitu
melihat Tora yang berjalan kearahnya.
"Eh, eh, sudah dulu ya, nanti aku telfon balik"
Ucap Saga bisik-bisik lalu mengakhiri
perbincangannya.
"Kesini pasti mau nguping kan?"
"Habis, sepertinya seru sekali. Nii-chan jadi
penasaran."
"Niichan mau tau aja nih. Ini urusan pribadi tau!"
"Hoo... Jadi benar-benar tak mau cerita nih.
Jahat sekali sama kakak sendiri."
"Ih, bukan begitu! Aarggh nanti kalau sudah
waktunya akan kuceritakan pada niichan.
Sekarang buat PR-ku dulu, oke?"
Saga mendorong punggung Tora sampai tiba
dikursi belajar Saga dan menyuruh Tora duduk
disitu.
* * *
Shou berguling-guling resah diatas tempat tidur.
Pikirannya terus tertuju pada rumah Saga.
Apa yang Tora lakukan disana?
"Aaarghh..."
Shou bangkit duduk dan mengacak-ngacak
rambutnya.
Tok... Tok... Tok...
"Shou?"
Seseorang mengetuk pintu kamar Shou, dan ia
bisa langsung mengenali suara siapa itu.
Segera ia bangkit dari tempat tidurnya dan
membuka pintu.
"Ada apa Ma?"
"Sedang apa kamu dikamar, kenapa tidak turun
kebawah ikut makan malam?"
"Aaa... Tadi ketiduran karena capek habis dari
kampus."
Jawab Shou menggaruk pipinya.
"hm.. Yasudah sana berbenah, Penampilanmu
kusut sekali. Setelah itu langsung turun karena
paman dari yokohama mau tiba sebentar lagi"
"HEH?! Paman di yokohama? Kenapa mendadak
sekali?"
"Mendadak apanya? Sudah mama beritahu
seminggu lalu kan, kamu lupa?. Dia kangen ingin
bertemu denganmu, Tora dan Saga. Sudah lama
katanya tidak pernah kesini lg.
Terakhir dia kesini saat ulang tahun Saga umur
ke-3 tahun 'kan? Dan dia kesini sambilan
memperkenalkan anaknya pada Kalian"
"Ha? Anak?"
"Iya Shou... Dia lahir waktu kamu dan Tora
berumur 10 tahun. Mungkin sekarang sudah kelas
2 SMP"
"Souka..."
"Sudah sana ganti baju"
"Ya"
Ibu Shou turun kembali kebawah.
T.b.c

2 komentar: