Rabu, 02 April 2014

[FF] Promise and vengeance 1

Title: Promise and Vengeance
By: Sachi
Chapter: 01/??
Cast: Alice Nine- Tora, Saga, Hiroto (for now)
Genre: AU, OOC, drama, action(?)
Rating: R
Note: No edit. Jadi gomen kalo ada typo dll.
*****
Ditengah hutan pekat
karena pepohonan yang
sangat lebat itu, seorang
pemuda tengah berjalan
sendiri didalam hutan
tersebut.
Hutan yang sangat gelap
itu tak membuat sang
pemuda takut.
Ia malah berjalan dengan
santainya,menggigit
sebatang ranting
dimulutnya dan sesekali
bersiul-siul untuk
membuat perjalanannya
tak begitu sepi.
Namun ditengah
perjalanan santai sang
pemuda tiba-tiba
terdengar suara gesekan
ranting-ranting dan
dedaunan pohon.
Sang pemuda mulai
merasa was-was.
Binatang buas kah, atau
orang jahat yang sedang
bersembunyi?
Ia segera memegang
pedangnya
siap-siap untuk menarik
pedangnya jika benar
suara yang didengarnya
adalah sesuatu yang
berbahaya.
Ia melirikkan matanya ke
kanan-kiri sambil masih
terus melanjutkan
langkahnya.
Dan tanpa terduga, hal
yang membuatnya
merasa was-was pun
keluar.
Lima orang pria keluar
dari semak-semak itu
dan berdiri mengelilingi
si pemuda itu siapa
menghadang.
Liama orang itu telah
siap pada posisi mereka
sambil memegang
pedang masing-masing
dan tersenyum.
Mau tak mau si pemuda
harus menghentikan
langkahnya dan menatap
orang-orang yang
menghalangi jalannya
dengan mata tajamnya.
"Ahahaha... Hei, kau
jangan bengong begitu,
cepat serahkan
uangmu!"
Ucap salah satu dari
mereka yang berdiri
tepat didepan si pemuda
itu.
Si pemuda hanya diam,
tangan kirinya masih
memegang pedangnya
yang masih ada didalam
sarung sedangkan
tangan kanannya masih
bebas tak memegang
apapun.
"Hei, tapi kalau dilihat-
lihat sepertinya dia tak
punya apa-apa
aniki..hahaha.."
Ujar yang lainnya saat
melihat si pemuda yang
tak membawa benda
atau barang apapun
selain pedangnya.
"Ah, mangsa kita kali ini
orang miskin, ck. Eh, tapi
sepertinya pedangnya
boleh juga"
"Haha.. Kau benar.
Mungkin kalau dijual
akan lumayan"
"boleh juga. Hei, kau!
Serahkan pedangmu!
Kalau tidak, kepalamu
akan berpisah dari
tubuhmu,"
Ancam orang itu sambil
menghunuskan
pedangnya kehadapan
pemuda itu.
Si pemuda perlahan
tersenyum miring.
"Khu... Coba saja ambil
kalau bisa,"
Tanpa rasa takut
pemuda itu malah
menantang orang-orang
itu, sontak membuat
mereka marah karena
merasa diremehkan.
"Ck, serang dia!!"
Teriak salah satu dari
mereka memberi
komando.
Dan kelima orang itu pun
menyerang si pemuda
dengan bersamaan.
Si pemuda
menggerakkan tangan
kanannya mencabut
pedang dari sarung nya
dengan cepat lalu
melompat dan
mengayunkan pedangnya
dengan satu gerakan.
"Heaaaa..."
Traaaang...
Suara pedang yang
beradu memecah
kesunyian dihutan itu.
Satu-persatu lawan
tumbang ketanah oleh
pedang si pemuda.
Hingga tinggal seorang
lagi yang belum
dijatuhkan oleh si
pemuda dan ia langsung
lari terbiri-birit
meninggalkan teman-
temannya yang telah
tumbang mengaduh
kesakitan.
Pemuda itu tak
mempedulikan orang
yang kabur itu.
"Dasar pengganggu!"
Ia memasukkan kembali
pedangnya kedalam
sarung lalu kembali
melanjutkan
perjalanannya.
***
Pemuda bertubuh kecil
itu tengah menikmati
cumi panggangnya yang
ia beli dari kedai pinggir
jalan tadi.
Ia dengan semangatnya
berjalan mengelilingi
pasar tempat orang-
orang berkumpul
mencari apapun
kebutuhan mereka,
ditemani dengan
seseorang yang setia
menemaninya
kemanapun ia pergi.
Sudah hampir dua jam
mereka berkeliaran
dipasar.
"Saga, Takoyaki!!"
Pemuda bertubuh kecil
itu berhenti lalu
menunjuk sebuah kedai
disebelah kanannya yang
sedikit jauh.
Ia harus menunjuk-
nunjuk dengan jelas
karena kedai itu
terhalangi oleh orang-
orang yang berlalu
lalang.
"Tapi cumi bakarnya
belum habis 'kan hiroto-
san..."
"Tinggal satu potong lagi
kok, kalau aku makan
sekarang pasti langsung
habis,"
"Ah, baiklah...tunggu
disini sebentar,"
Saga memecah
kerumunan orang yang
berlalu lalang itu untuk
menuju kedai takoyaki
diseberang sana.
Mau tak mau ia harus
menuruti permintaan
Hiroto. Karena ia tak
punya hak melarang,
kecuali kalau itu hal
buruk.
Itu karena Ia adalah
orang yang diutus khusus
untuk mengawal Hiroto.
Sebuah kepercayaan
yang harus dijaganya.
Ia sudah berjanji pada
Ayahnya untuk mengabdi
pada keluarga Hiroto.
Karena merekalah yang
telah memberikan
tumpangan hidup dan
diberi kepercayaan
untuk menjaga keluarga
itu bertahun-tahun.
Hingga sampai Ayah Saga
meninggalkan nya untuk
selamanya pada usianya
yang masih sangat anak-
anak waktu itu, Dengan
kata-kata terakhir
Ayahnya yang meminta
Saga untuk melanjutkan
pekerjaannya. Saga kecil
langsung mengucapkan
janjinya untuk mengabdi
pada keluarga itu.
Menjaga keluarga itu
dengan seluruh jiwa
raganya seperti apa yang
diminta Ayahnya.
Tugasnya kini hanya
untuk menjaga anak
semata wayang keluarga
Ogata itu yakni Hiroto,
dari orang-orang jahat
yang berniat menculik
atau mencelakainya.
karena Hiroto anak dari
seorang pria yang sangat
bepengaruh didesa itu
yang membuat banyak
pesaing-pesaing
bisnisnya ingin
menjatuhkannya dengan
cara apapun.
Sebenarnya pun Hiroto
tak diizinkan pergi
bermain terlalu jauh.
Namun karena Hiroto
anak yang tak bisa diam
dan sedikit
membangkang, maka
orangtuanya memberi
sedikit keringanan.
Diizinkan bermain asal
selalu bersama Saga.
Mereka mempercayai
Saga karena memang
Saga punya kemampuan
pedang yang cukup
hebat.
Hasil latihannya yang
tekun dan giat.
Sebuah pedang
peninggalan Ayahnya,
dengan benda itulah
Saga latihan setiap hari
dan menumpas orang-
orang jahat yang ingin
mencelakai Hiroto.
Saga sudah pintar
menggunakan pedang
karena sedari kecil sudah
diajari Ayah nya.
Sampai tiba saat Ayah
Saga pergi untuk
selamanya, Ayah hiroto
yang menggantikannya.
Ayah Hiroto sudah
menganggap Saga
seperti anaknya sendiri,Begitu pula sebaliknya.
Mereka sangat baik.
Menguatkan Saga untuk
memegang teguh
janjinya.
"Hentikan!! Kami berjanji
akan membayar
secepatnya,"
Sontak Saga menoleh
kesampingnya dengan
kaget saat mendengar
keributan dikedai
sebelah.
Segerombol orang
tengah mengobrak-abrik
isi kedai tersebut.
Pemilik kedai hanya bisa
menjerit-jerit memohon
untuk dihentikan karena
mereka tak bisa
melawan.
Saga yang melihat tak
mau tinggal diam.
Ia mendekati
gerombolan itu dan
mencegahnya.
"Hei, apa yang kalian
lakukan!?"
Gerombolan orang itu
berhenti dan melihat
pada Saga.
Tak ada orang yang
berani melawan mereka
kecuali Saga.
Mata mereka langsung
menajam marah karena
acara mereka sudah
diganggu.
Ditambah lagi oleh
seorang bocah, pikir
mereka.
"Hei bocah! Kau berani
menantang kami!? Kalau
tak ingin cari mati cepat
pergi dari sini. Kau masih
kuberikan keringanan
karena tak ada
hubungannya dengan
ini."
"Kalian yang harus pergi
dari sini!"
Bukannya pergi, malah
Saga makin membuat
orang-orang itu marah.
Hiroto yang baru
menyadari hal itu
langsung terlihat panik.
Ia berlari mendekati
Saga dan menyuruhnya
untuk tidak ikut campur
dalam urusan itu.
Namun jika dalam hal
seperti ini, Saga tak mau
menuruti permintaan
Hiroto.
Ia malah menyuruh
Hiroto menjauh agar tak
membahayakannya.
"Kalian, apa tak punya
pekerjaan yang lebih
bagus daripada
merampok!?"
Ucapan Saga langsung
membuat gerombolan
orang itu langsung
marah dan menyerang
Saga bersamaan.
"Dasar bocah sialan!"
Bak! buk! pak! tak!
Satu per-satu orang-
orang itu jatuh
tergeletak ditanah
sambil meringis sakit
memegang perut
mereka.
Kesempatan itu
dilakukan warga untuk
menangkap dan
membawa para
perampok itu kepada
yang berwajib.
"Jangan mentang-
mentang kalian lebih
kuat dari mereka, kalian
bisa seenaknya
mengambil milik orang
lain."
Saga kembali
memasukkan pedangnya
yang hanya ia gunakan
gagangnya saja tadi
untuk melawan musuh
kedalam sarung.
Kemudian ia mengajak
Hiroto untuk pergi dari
tempat itu.
Namun, belum beberapa
langkah berjalan, ia
dipanggil oleh pemilik
kedai tadi.
"Anak muda terima kasih
sudah menolong kami.."
Saga membalikkan
tubuhnya
"Ah, tidak usah
berterima kasih.
Memang sudah
keinginanku untuk
menolong orang yang
dalam bahaya
semampuku"
"Kau anak yang baik,
terima kasih banyak"
Sepasang suami istri
pemilik kedai itu
membungkukkan tubuh
mereka.
Saga tersenyum
membalasnya.
Dan ia pun melangkah
untuk membawa Hiroto
pulang kerumah.



TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar