Rabu, 02 April 2014

[FF] The Mask 01

Title : The Mask
Chapter : 01/??
Written by : Sachi
Fandom : Alice nine, The gazette.
Pairing : ShouxSaga, ToraxSaga
Rate : T
Genre : AU, Drama, fantasy(?)
Disclaimer : Mereka bukan milik saya, Cuma
meminjam nama aja. Cerita nya baru sah! milik
saya.
Coment : Chapter revisi~ =…=
※※※
"Hei,Tora cepat lihat kesini!!"
"Ck"
Pemuda yang dipanggil Tora hanya
berdecak,menghiraukan panggilan temannya.
Hanya melihat sesaat pada temannya lalu
kembali mengedarkan pandangannya kearah lain
untuk berjaga-jaga jika nanti ada guru yang
lewat.
Bukan Tora tak tertarik untuk melihat dibalik
tembok pagar sana,siapa yang tidak mau melihat
kakak2 cantik di universitas sebelah sekolah
mereka? Tora hanya merasa sekarang ini ada
seseorang yang lebih menarik hatinya daripada
kakak-kakak itu.
Orang yang telah mengisi hampir seluruh ruang
hatinya.
"Hai~ onee-chaan~"
Panggil Aoi dengan genitnya.
Lalu, jika Tora tak tertarik dengan hal
tersebut,kenapa dia berada disitu?
Itu semua karena paksaan kedua temannya Aoi
dan Reita.
Jika ia tak ikut, mereka langsung mengatainya tak
setia kawan dan segala macam pemaksaan..
Dengan terpaksa ia pun ikut, sehingga ia jadi
terlihat seperti security saja disini.
"Hei, hei, ada guru!" serunya dengan suara pelan
namun tegas.
Dengan segera kedua temannya turun dari meja
yang mereka pijak untuk bisa melihat ke balik
tembok pagar sekolah sebelah sana, lalu mereka
bertiga lari meninggalkan tempat itu sebelum
guru tersebut menemukan mereka.
"Darimana saja kalian? Latihan sudah
selesai tapi kalian baru datang sekarang!?"
Seorang siswi berkacak pinggang kesal
menghadapi tiga orang teman sekelasnya yang
seharusnya ikut latihan drama malah datang saat
latihan sudah selesai.
"Pementasannya masih lama 'kan?"
"Lama kau bilang?? Pementasannya tinggal
beberapa hari lagi kau tahu Aoi!?"
"'Kan masih beberapa hari lagi, masih ada waktu
'kan?"
"Mentang-mentang masih beberapa hari lagi
kalian pikir kalian bisa santai!? Itu sudah sangat
dekat kalian tahu!! Minggu ini!! Tiga hari lagi!!"
Rina tampak sangat kesal.
"Uwoh... jangan marah begitu Rina, nanti
wajahmu
jadi jelek."
"Diam kau Reita! Aku tak akan termakan oleh
kata-katamu!"
Delik Rina pada Reita dan langsung membuat
pemuda berpenutup hidung itu bermuka
mendengus sebal.
"Baiklah, Kami minta maaf. hari senin nanti kami
janji akan datang latihan. Iya 'kan?"
Tora menyikut kedua temannya yang berada disisi
kiri dan kanannya.
"Yayaya"
Jawab Aoi terlihat sedikit malas, Reita hanya
mengangguk.
"Oke!"
Rina melepas kedua tangannya yang menyangga
dipinggangnya.
Pergi kesebuah tumpukan kantong plastik yang
besar didekat panggung, lalu mengeluarkan isinya.
Rina membawa benda itu kehadapan tiga orang
itu.
"Ini kostum kalian sudah ada."
Rina memberi satu-persatu kostum itu pada
mereka bertiga.
"Tapi masih ada bahan untuk drama yang belum
lengkap, Sebagai hukuman karena kalian tak
datang latihan hari ini, aku meminta kalian untuk
mencarinya!"
"Haaaa??"
Teriak mereka bertiga kaget.
"Apa? Mau protes? Sudah melakukan kesalahan
masih protes juga?"
Rina memelototkan matanya sambil kembali
berkacak pinggang.
"Geez... Baiklah, baiklah, apa yang harus kami
cari?!" tanya Reita
"Topi!! Kalian tahu Topi yang dipakai Musketeer
'kan??"
Tora, Aoi,Reita mengerutkan kening.
Rina menghela nafas melihat ekspresi tiga orang
didepannya.
"Kalian tahu kita memainkan drama tentang tiga
Musketeer yang berebut cinta sang putri yang
ceritanya aku karang sendiri dengan penuh
pengorbanan siang dan malam demi kelas kita
tapi kalian tidak tahu apa itu Musketeer bahkan
kalian tidak mencari tahu sendiri karakter itu
untuk mendalami peran kalian!?"
"Hei, hei, bukan tidak tahu. Kau 'kan sudah
menjelaskan pada kami kalau Musketeer itu
prajurit yang menggunakan musket, berasal dari
peranciss.
Yah, aku paham. Prajurit kan?? Berarti kami
menjadi prajurit 'kan? Memegang senjata lalu
berperang.
Atau dari cerita dramamu kami jatuh cinta pada
sang putri.
aku tahu itu, Tapi aku tak begitu tahu bagaimana
kostumnya."
Jelas Aoi.
Rina menepuk jidatnya.
"Kalian tak mencari sendiri informasi bagaimana
kostumnya??"
"Untuk apa mencari, kostumnya kau yang
persiapkan, 'kan? Jadi kupikir aku tinggal
memakainya saja nanti,"
Jawab Reita santai.
"Sialaaaaann!!! Kalian pikir aku ini toko kostum!?
Seenaknya saja kalian mau terima beres!? Cepat
cari topi itu sekarang juga dan bawa besok!! Aku
tak menerima alasan apapun! Pokoknya topi itu
harus ada besok didepan mataku!!"
Jika silihat dengan kacamata pendeteksi suhu,
mungkin akan terlihat hawa panas menguar dari
tubuh Rina.
Ketiga orang itu dibuat bergetar ketakutan.
"Di...dimana mencari topi macam itu baka? Kau
pikir mudah?"
"terserah kalian!! Toko barang bekas,toko barang
antik,gallery, toko obat, toko furniture, rumah
sakit, itu terserah kalian!! Yang penting saat
pementasan nanti semua bahan sudah
lengkap!!"
Mata Rina tampak seperi terbakar.
Tora, Aoi dan Reita merasa diri mereka tak aman
jika berada lama-lama disitu.
"O-okey akan kami cari...
ayo kita pergi."
Bisik Tora di akhir kalimatnya lalu menarik kedua
temannya untuk keluar dari ruangan itu.
"jiih...sial! Hampir saja aku copot jantung
dimarahi si nenek sihir itu."
Ucap Aoi.
Ketiganya melangkah dikoridor sekolah dengan
wajah yang kusut.
"gaah..kenapa mereka memilih nenek sihir itu
sebagai ketua!"
Protes reita kesal.
Aoi menoleh pada Reita.
"Kenapa baru protes sekarang!?"
"Yah, dia pintar bermain drama sih," sambung
Tora.
"Nah, itu!!"
Jawab Reita, memberitahu bahwa yang ingin ia
jawab tadi sama dengan ucapan Tora.
"Ya! Kuakui bakatnya itu. Tapi sifatnya!...grrh"
Aoi malah
jadi ikut kesal.
"Ah, sudahlah, lupakan nenek sihir itu.
Bagaimana kalo besok minggu kita ke game
center?"
Ajak reita.
"Tapi kita harus mencari bahan untuk drama
kan?"
"Hei, Tora! Kita bisa bermain sambil mencari,
kawan!
Kita pergi ke daerah shibuya saja.setelah
main game, kita lanjut mencari bahan
nya, bagaimana?"
"Aku setuju!"Ujar Aoi.
Merasa tak ada yang berpihak padanya, Tora pun
pasrah.
"Baiklah, aku ikut."
"Haha... beres! Besok akan kujemput." ucap Aoi
senang.
Disepanjang jalan mereka berbincang-bincang
sambil tertawa-tawa ntah apa lg yang
dibicarakan. Hingga akhirnya mereka sampai
dihalaman depan sekolah tiba-tiba tawa Tora
menghilang. Langkah Tora
terhenti dan matanya terpaku kesebuah
arah, tepatnya dihalaman parkir kira-kira tujuh
meter
jaraknya dari dirinya.
Dihalaman parkir itu seorang pemuda berambut
coklat kayu terlihat sedang membukakan
pintu mobil untuk pemuda satunya.
Setelah pemuda satunya itu masuk ke dalam
mobil, lalu
pemuda satu nya mengintari depan mobilnya
pergi kepintu mobil sebelahnya.
Memasukinya dan menyalakan mesin mobilnya.
Tak berapa lama Mobil sport bewarna hitam itu
melaju keluar perkarangan sekolah.
Tora sedikit tersentak saat sebuah tangan
melambai-lambai didepan wajahnya.ternyata Aoi
yang melakukannya untuk menyadarkan Tora yang
entah sejak kapan sudah melamun.
"Ehem, sepertinya ada yang cemburu Rei" Aoi
melihat pada Reita sambil tertawa.
"Yaa..tidak salah lg,"
Mereka berdua terkekeh.
"Ck, diam kalian!" dengan muka masam Tora
melanjutkan kembali langkahnya untuk pulang.


T.B.C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar