Kamis, 12 Maret 2015

[Drable] Shou || Hiroto: Namida no aru basho

Song: Alice Nine - Namida no aru basho





*..*..*..*




Kau menyayangiku.
Selalu ada di saat aku kesusahan.
Selalu membuatku kembali tersenyum di saat aku sedih.
Jika aku butuh pertolongan kau selalu ada. Bahkan berusaha sebisa mungkin meninggalkan apapun yang sedang kau kerjakan secepat mungkin menemuiku, melihat keadaanku.

Dari lahir kita selalu bersama.
Bermain, bersekolah di sekolah yang sama, bahkan baju dan benda atau mainan apapun yang kau punya aku selalu minta yang sama persis sepertimu. Karena aku, tak ingin jauh darimu. Tapi kau tak pernah keberatan dengan itu.
Kau malah bilang kita jadi seperti anak kembar dan kompak, padahal kita beda umur empat tahun.

Kau tak pernah marah padaku, sekalipun aku melakukan kesalahan.
Selalu tersenyum menghadapi kebandelanku.
Namun tetap membimbingku menjadi lebih baik.
Karena kau kakakku 'kan,

Tapi aku seperti tak bisa menerima status itu.


Perhatian serta kebaikan hatimu membuatku merasakan hal yang ganjal. Muncul persaan cinta yang aneh dari dalam hatiku.

Dari aku tak tahu perasaan apa itu sampai akhirnya aku mengerti dan aku mencoba mengabaikannya.
Karena itu terlarang bukan?
Terus berusaha menghapusnya sampai lelah dan kadang tampak seperti orang frustasi.

Sekarang kita sudah besar, beberapa bulan lagi aku akan menamatkan sekolah menengah atas-ku.
Tapi perasaan yang terlarang ini benar-benar tak pernah hilang bahkan pudar sedikitpun dari dalam diriku.

Namun apa yang bisa kulakukan, aku tak ingin merusak hubungan persaudaraan ini.
Memory indah yang terekam dikepala dari waktu kecil bersamamu, aku tak ingin merusaknya dengan melihat kemarahanmu atau rasa jijikmu mungkin, jika aku mengungkapkan perasaan ini padamu.

Biarkan aku memendam ini selamanya.
Mungkin, jika aku bisa.



Aku mendengar suara mesin motor yang berhenti didepan rumah.
Aku menghentikan gerakan tanganku yang sedang menodai kertas putih dengan tinta pulpenku dan melangkah ke depan jendela.
Aku tahu suara motor siapa itu.
Oleh karena itu aku tak pernah mengabaikan orang yang mengendarai motor tersebut.

Karena saat dia pulang maka aku bisa memperhatikannya lebih detail dari sini; didepan jendela kamarku.



Namun, seringkali aku harus bisa menahan rasa sakit yang menghujam jantungku.
Seperti ada tombak yang menusuk jantung, membuat nafas terhenti dan mata terasa panas.
Karena Shou-nii lagi-lagi bersama wanita yang belakangan ini sering dibawanya ke rumah dengan belanjaan mereka yang banyak.
Tentu saja, itu semua barang-barang persipan pernikahan kalin 'kan, mungkin baju pernikahan kalian dan lain sebagainya.

Beberapa bulan lagi....


Kutempelkan tanganku di kaca jendela, kuingin meraih sosoknya disana.
Namun kenyataannya aku tak bisa meraihnya menjadi milikku sepenuhnya.
Karena sudah ada orang lain yang memilikimu sekarang.



Kau dan dia....

Akan terus bersama selamanya dan meninggalkaku disini.





Owari