Selasa, 01 Oktober 2013

[FF: ToraxSaga] My papa, not yours! ~prolog~

Title: My papa, not yours!
Chapter: Prolog
By: Sachi_ciel
Fandom: Alice nine,
Pairing: ToraxSaga, and more..
Genre: AU, OOC, Romance.
Rating: G
Disclaimer: Para tokoh bukan milik saya, cuma pinjam nama.
Note: Di fanfic ini saya agak-agak sotoy.
Post: 27September2013





* * *

Tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya, kalau aku akan menjadi kekasihnya.

Amano Tora, dia atasanku ditempat kerja.

Bagaimana aku bisa jadi kekasihnya? Akan kucerita ini untuk kalian.

Waktu itu, aku adalah karyawan baru diperusahaan itu, dan dia atasanku.
Tentu saja kami sering bertemu untuk membicarakan pekerjaan.
Sampai lambat laun kami semakin akrab, entah apa yang membuat kami makin akrab. Padahal Tora juga sering berinteraksi dengan karyawan lain, tapi denganku ia berbeda.
Sampai akhirnya kami menyadari perasaan kami masing-masing.
Aku menyukainya dan dia juga menyukaiku.

Ia menyatakan cinta padaku, Tapi
awalnya aku ragu untuk menerimanya dan memutuskan untuk menyimpan perasaan ini sendiri saja, karena aku merasa tak pantas menjadi kekasih nya karena aku karyawan biasa dan dia atasanku, ditambah lagi, dia sudah pernah menikah dan memiliki seorang anak.

Aku tidak masalah dengan status nya yang satu itu, asal dia benar dengan ucapannya itu jika ia sudah bercerai dengan istrinya.
Yang kutakutkan adalah, apakah nanti anaknya akan menerimaku dengan baik?
Karena tak semua anak mau menerima orang asing dengan mudah.

"cinta yang didasari dengan keiklasan dan ketulusan itu tak memandang status jabatan atau apapun"

"Anakku anak yang ramah, manis dan periang kok, dia pasti dengan senang hati menerimamu. Lagipula kau kan bukan orang jahat, mana mungkin dia menolakmu."

Dengan kalimat dari Tora itu dan ketulusan nya, akhirnya membuatku jadi yakin dan tanpa ragu lagi untuk menerimanya.

Sampai suatu hari setelah beberapa lama kami menjalin hubungan, Tora melontarkan kalimatnya untuk mengajakku kerumahnya, ia ingin memperkenalkan anaknya padaku.
Aku sangat senang mendengarnya. Karena sudah lama aku ingin bertemu anak Tora yang sangat dibanggakannya itu.
Sering aku mendegar Tora bercerita tentang anaknya,
Ia manis, anak rajin, mandiri, baik dan periang.

Aku makin penasaran ingin bertemu dengannya.

Sampai waktunya tiba, aku sudah berdiri didepan pintu rumah Tora, bersama Tora yang sedang membuka kunci pintu rumahnya.

Aku berada dirumah itu untuk bertemu Hiroto, nama anak Tora.

Dan saat aku bertatap muka untuk pertama kali dengannya, hal menakutkan yang kubayangkan sebelumnya pun menjadi kenyataan.

Sikapnya yang ia tunjukkan sangat berbeda 180 derajat dengan apa yang diceritakan Tora padaku.

Aku seperti ditusuk pedang tepat dijantungku saat ini.

* * *

[FF Oneshot] FATE part a

Title: FATE
By: Sachi_ciel
Chapter: Oneshoot
Cast: Tora,Saga.
Note: Saga pov
Post: 17September2013






.... ... .. .

Dia sudah datang, di pintu gerbang sana, ia berjalan santai memasuki perkarangan sekolah.

Aku mulai menyalakan camera digitalku dan memfokuskan camera ini pada sosok nya yang sedang berjalan.
Kutekan tombol capture pada cameraku dan aku mendapatkan potret wajahnya.
Namun saat aku sedang fokus hendak membidikkan cameraku untuk yang kedua kalinya, ia memutar tubuhnya kebelakang.
Aku menurunkan kameraku untuk melihat dengan jelas apa yang membuatnya berbalik, dan ternyata ia berbalik karena dipanggil oleh temannya.

Ia langsung merangkul temannya dan mereka berjalan bersama.
Ia mulai terlibat perbincangan seru dengan teman nya hingga tawa lepasnya terdengar jelas di telingaku saat ia lewat di depan kelasku. Namun ia tak mengetahui keberadaanku yang bersembunyi dibalik jendela koridor dilantai dua.
Dan mungkin memang keberadaanku tak akan pernah diketahui olehnya, karena aku bukan teman nya, bukan siapa-siapanya.
Hanya seorang pengagum rahasia yang semakin lama semakin besar perasaannya namun tak bisa untuk disampaikan bahkan mungkin sangat mustahil untuk disampaikan.
Hanya bisa melihat dari jarak jauh.

Aku berganti melihat pada layar kameraku kembali setelah tadi pandanganku memaku pada sosoknya yang kini sudah hilang dibalik tembok.

Baru kusadari aku baru mendapatkan satu foto wajahnya pagi ini, tetapi itu tak masalah, karena masih banyak waktu untukku memotretnya disekolah ini.

Kupandangi hasil potretanku tadi, aku terenyum.

Rambut hitamnya, mata tajam nya yang seperti mata elang, hidung mancung dan bibir tipis nya semua terpadu sempurna dengan tubuhnya yang tinggi.

Kubuka folder-folder lain dalam kameraku, melihat semua hasil bidikanku sebelum-sebelum nya.
Ia tak berubah sama sekali, tetap tampan, ramah dan murah senyum juga baik hati dengan siapapun. Siapa yang tak menginginkan orang seperti dia.

Semua perempuan punya kesempatan mungkin, kecuali aku.
Karena aku bukan perempuan, aku berbeda dengannya, dia tak sama sepertiku, dia menyukai perempuan sedangkan aku menyukainya yang adalah laki-laki, sama sepertiku.

Aku sangat ingin memilikinya, tapi sepertinya sangat mustahil.
Aku takut akan akibat yang aku dapatkan jika aku bertindak lebih jauh.
Daripada melihat dia membenciku atau memandangku dengan rendah, aku lebih memilih berada disini, memandangnya hanya dari jauh, mencuri wajahnya lewat kameraku untuk kusimpan di album fotoku untuk menemani hari-hariku walau tak benar-benar bersamanya.

Tap.. Tap.. Tap..

Cepat-cepat aku menutup folder pada kameraku dan mematikannya saat kudengar langkah kaki beberapa orang menaiki tangga, aku segera menjauh dari jendela dikoridor dan masuk ke dalam kelas.
Kusimpan kamera ku didalam tas agar teman-temanku tak melihatnya.

Karena aku selalu menolak memberikan kameraku saat mereka ingin melihat hasil potretanku, tentu saja aku tak memberikannya karena isinya adalah semua foto orang itu. Aku pasti direnteti pertanyaan-pertanyaan dari mereka.

Pernah aku kecolongan, mereka berhasil mengambil kameraku karena aku menyimpannya didalam laci, dan merekapun melihat isinya.
Beruntung mereka hanya melihat beberapa foto yang belum kupindahkan ke folder, aku bisa langsung menyangkal dengan mengatakan kalau itu untuk bahan mading, ah iya, aku salah satu anggota mading dan orang yang selalu ku potret adalah anggota club basket, kapten nya pula.

Beruntungnya lagi mereka mempercayai ucapanku.
Tak bisa kubayangkan bagaimana jika mereka melihat semua isi folderku yang dipenuhi foto dirinya dari saat kelas satu sebelum ia masuk club basket sampai sekarang kami sudah kelas tiga! Ah, aku bisa mati.

Dari saat itu aku tak pernah lagi meletakkan kameraku didalam laci.
Aku takut.

Aku baru selesai mengunci tas ku saat teman-temanku masuk dan menyapaku.

Aku tersenyum menyambut mereka, bagaimanapun mereka adalah teman-temanku, mereka yang terkadang membuatku tertawa saat hatiku sedih melihat Orang itu dekat dengan perempuan-perempuan disekolah.
Walaupun teman-teman tak tahu apa penyebab kesedihanku.

Tapi kali ini sepertinya aku sangat membenci mereka, ketika mereka duduk berkumpul di dekatku dan mengucapkan kalimat yang sangat tak inginku dengar...

"Hei Saga sudah tahu belum, katanya Tora sudah pacaran dengan maria lho..." ucap salah satu teman perempuanku, ia mengucapkan dengan senyum santainya.

Aku seperti terkena petir disiang bolong, dada ini seperti terhimpit batu.

Sakit...

Mereka bercerita dengan riang gembiranya, aku ingin membenci mereka tapi aku tak bisa.
Ini bukan salah mereka. Wajar mereka bersikap begitu karena mereka tak tahu perasaanku begitu mendengar berita ini.

Mereka tak bersalah.

"Hei, Saga kau kenapa?"

Aku tahu mereka akan menyadari sikapku yang aneh dengan terus menunduk.
Aku berusaha menahan air mataku yang hampir tumpah. Dan sepertinya aku tak bisa menahannya lagi.
Aku bangun dari kursiku dan berlari menuju pintu.

Aku mendengar panggilan mereka, tapi aku tak mau menoleh, karena jika aku menoleh, mereka akan melihat mataku yang sudah berair.

Aku berlari cepat sambil mencoba menahan sekuat tenaga agar air mataku tak tumpah sampai aku menemukan tempat yang bebas untuk menumpahkannya tanpa orang lain tahu.

Kubuka kasar pintu toilet dan aku masuk kedalamnya, duduk di atas koslet menumpahkan semua air mataku sejadi-jadinya sambil meremat rambutku dengan kesalnya.

Pasti...

Pasti suatu saat aku akan mengalami hal ini, cepat atau lambat.

Tsuzuku

[FF Oneshot] Butterfly

Title: Butterfly
By : Sachi
Chapter : Oneshot
Cast : ToraXSaga (Alice Nine)
Rating: NC-15
Disclaimer: This fic mine, from my idea.
Firs post : 18Agustus2013







*********


"Hahaha..." Suara tawa riang anak-anak yang berlarian ditaman menyebar keseluruh taman bunga itu. Mengejar teman-teman mereka kesana-kemari mengintari setiap sudut taman.

Hari ini taman kanak-kanak tersebut mengajak para muridnya piknik di taman bunga. Masih taman dalam kota namun begitu indah dan asri layaknya di pinggir bukit. Semua sangat senang berada di taman itu, tak terkecuali anak TK yang berambut hitam pekat bermata tajam itu, ia tak henti-henti nya mengejar teman-temannya Sambil tertawa riang.

Bagi murid TK yang perempuan, mereka lebih senang bermain merangkai bunga. Karena dimusim semi ini bunga sedang bermekaran dengan indahnya, beragam warna dan bentuk membuat mereka sangat tertarik.
Tak ayal, serangga-serangga kecil yang juga menyukai bunga banyak ditemui di sana, mereka terlihat seperti juga ikut bermain dan bergembira bersama. Para murid itu duduk berkelompok sedangkan para guru hanya bertugas mengawasi mereka.

"Anak-anak, mainnya jangan terlalu jauh!"
Teriak salah satu guru memperingatkan pada sekelompok anak laki-laki yang bermain kejar-kejaran kini agak jauh dari tempat guru berada.

Sekelompok anak-anak itu pun terhenti saat mendengar teriakan gurunya,segera mereka memutar balik arah tubuh mereka kembali mendekata tempat berkumpulnya guru dan teman-teman yang lain.

Anak laki-laki berambut hitam pekat yg berada paling terakhir itu juga ikut berlari mengikuti teman-teman nya.
Namun tiba-tiba ia terhenti karena melihat sesuatu disebuah tumpukan sampah tanaman kering.
Ada sebuah kantong plastik yang bergerak dan berbunyi seperti,

"Kresek..kresek" didalamnya.

Awalnya ia hampir tak mempedulikan itu, namun peegerakan didalam kantung plastik itu terus terjadi.
Karena jadi penasaran, anak laki-laki itu akhirnya mencoba mendekati tumpukan sampah itu sedangkan teman-temannya sudah jauh berlari meninggalkan nya.

Ia agak takut membayangkan apa yang ada dibalik plastik itu yang terus bergerak-gerak, tapi ia diberanikan oleh rasa penasarannya. Anak itu makin mendekat, lalu ia berjongkok.
Begitu matanya jelas melihat kedalam plastik yang agak transparan itu, wajah nya langsung terkejut dan langsung membuka kantong plastik itu segera.

"Ya ampun, kasihan sekali kupu-kupu ini,"
Anak itu membebaskan seekor kupu-kupu cantik bercorak kuning ke-emasan yang terperangkap didalam kantung plastik itu.

Kupu-kupu yg sudah bebas itu langsung menggepak-gepakkan sayapnya dengan gembira.
kupu-kupu itu terbang mengintari anak yang telah menyelamatkan nya, seperti ia ingin menyampaikan sesuatu. Mungkin ucapan terima kasih.
Namun karena anak laki-laki itu tak mengerti maksud serangga bersayap indah itu, ia jadi hanya tertawa senang melihat kupu-kupu cantik itu terbang didekatnya yang beruntung sayapnya tak rusak. lalu dengan wajah polosnya anak itu kembali berjalan menyusul ketempat teman-temannya berada sambil mengucapakan kata sampai jumpa  pada Kupu-kupu itu dan berdadah.

Sang serangga bersayap indah itu hanya bisa menggepak-gepakkan sayapnya ditempat tak pergi kemana-mana. Matanya sedang fokus ia gunakan untuk menatap kepergian anak itu.
Ia seperti merasa sedih.



-12 tahun kemudian-



Wusshh.. Tendangan bola dari seorang penyerang bernomor punggung 17 itu begitu kencang melambung ke daerah lawan dan langsung disambut oleh teman-teman satu tim nya yang sudah menunggu,lalu berusaha sekuat tenaga menggiringnya menuju gawang.

Suasana dilapangan hijau itu kian memanas,ditambah sorak-sorai penonton yang seperti tiada hentinya mendukung tim mereka masing-masing.

Pertandingan antar SMU se-nasional itu kini memasuki babak kedua.
akan menentukan tim mana yang akan menang dan kalah. Karena dari babak pertama kedua tim sama sekali belum mendapatkan skor.
Para pemain saling merebut bola.tim smu kousai berhasil merebut bola dari smu lawan,menggiring menuju gawang lawan.

Para penonton dibuat deg-degan menyaksikan pertandingan tersebut yang berlangsung seru.

Waktu 90 menit harus mereka gunakan sebaik-baiknya.

Untuk memenangkan pertandingan ini. Hingga waktu hampir habis tak satupun mereka berhasil memasukkan bola ke masing-masing gawang.

Kedua tim sangat kuat mempertahankan gawang mereka. Namu di detik-detik terakhir SMA Kousai berhasil membuat gol walau nyaris gagal karena bola sempat membetur tiang, namun kiper lawan dari SMA Senkou yang sedikit oleng saat menangkap bola membuat bola itu masuk melewati garis kedalam gawang dan pertandingan itu pun dimenangkan oleh SMA Kousai.
Semua berteriak gembira.

''Haaaa... ini hari yang sangat melelahkan tapi juga menyenanangkan!" seru seorang pemuda yang tengah duduk dibangku ruang ganti itu pada teman-temannya yang sedang sibuk berdiri di loker masing2 untuk mengganti baju.

"Haha..itu berkat kita semua yang sudah bekerja keras ne?!" sambung pemuda berambut hitam legam yang juga sedang mengganti pakaiannya

"Kau benar Tora!"

"Ku kira kita akan seri dan adu penalti, tapi ternyata berhasil di detik-detik terakhir.
itu sangat menegangkan!"
ucap teman yang lain nya yang juga ada diruangan tersebut.

"Itu seperti sebuah keajaiban"sahut yang lain.

"Kau percaya keajaiban??"
Tanya Tora yang sedang berpindah dari depan lokernya dan duduk disebuah bangku panjang disamping teman lawan bicaranya dan mulai menggati sepatunya.


"Hmm.. yah, aku percaya..."


"Begitu? Baiklah, aku duluan ya," Tora bangkit dari duduknya,mengambil tasnya lalu beranjak keluar. Bisa dibilang ia seperti tak terlalu memikirkan hal itu, mungkin tepatnya tak terlalu percaya, karena ia tipe yang berpikir realistis.

"Oke, ceritakan keberhasilan ini pada orangtuamu"

"haha..tentu saja! Sampai jumpa besok semuanya,"
Tora mengankat tangannya sebelah sebelum keluar ruangan untuk ucapan salamnya.



Tora mengayuh sepedanya dijalan menuju rumahnya. Matahari mulai bersembunyi dibalik bumi meninggalkan jejak sinar ke-emasan. Memang pulang pertandingan tadi hari sudah sangat sore.

Udara senja membuatnya sedikit bersantai diperjalanan karena ingin sedikit menikmati langit sore yang indah dan angin sepoi-sepoi. Tora kini melewati sungai yang mengarah kerumahnya.
setelah melewati sungai ia harus melewati jalan kecil di antara pertokoan, lampu-lampu jalanan sudah mulai dinyalakan untuk penerangan.
Namun tora masih santai di perjalanan dengan wajahnya yg masih sumringah karena mengingat kemenangan tim nya.

Tetapi tiba-tiba senyum nya hilang ketika seorang pria berjaket kulit hitam berlari kearahnya dengan terburu-buru sambil memeluk sebuah tas dengan sebelah tangannya. Tora sontak menghentikan sepedanya sedikit oleng karena takut nanti menabrak orang itu. Tetapi sialnya orang tersebut menggunakan kesempatan tersebut untuk melemparkan tas ditangannya kearah Tora. Setelah itu orang tersebut meninggalkan Tora yang sedang kaget setengah mati.


"Hei, apa-apa'an ini!!" Tora hendak memutar sepedanya untuk mengejar orang itu sampai belum sama sekali Tora beranjak dari tempat itu ia sudah ditahan oleh suara orang ramai yg meneriakinya.

"Hei berhenti kau!"
Tora menoleh, dilihatnya segerombol orang dengan wajah-wajah penuh emosi menuju ke arah nya, beberapa orang langsung memegang tangan Tora, mencegah agar Tora tak melarikan diri.

"Kau pasti teman si jambret itu kan! Dasar penjahat! Kau tak bisa lari kemana-mana lagi sekarang!"

"Apa?! Hei,hei,hei, kalian salah orang. Aku bukan temannya! Lepaskan aku!" Tora panik dan ketakutan seiring gerombolan itu kini ada disekelilingnya.

"Jangan berbohong! Jelas-jelas tas yang dijambret ada ditanganmu! Cepat kembalikan!"
Tora baru menyadari kini bahwa orang yg melemparnya tas itu adalah penjambret dan dia juga jadi korban kejahatannya.

"Hei dengarkan aku dulu...aku tidak mengambil tas ini. Ini silahkan kalian ambil!" Tora memberikan tas itu pada salah satu dari mereka.

"Aaargh...sudah bersalah masih mau membela diri!!? Kau harus menerima hukumannya!!" Sebuah pukulan tinju hendak melayang ke arah Tora, spontan Tora menutup matanya dan hanya bisa berteriak karena tak tahu harus berbuat apa karena ditempat itu tak ada siapapun yang memihak padanya.

Tora berusaha melakukan apapun sebisanya untuk melindungi diri, salah satunya menundukkan kepalanya untuk menghindari pukulan itu walau sepertinya akan mustahil karena kedua tangannya ditahan oleh orang-orang itu dan tak bisa lari kemanapun bahkan bergeser satu langkahpun.

"Ha!?" Tora merasa bingung karena tak ada pukulan yang mendarat padanya.

Ia mengangkat wajahnya untuk melihat apa yang terjadi. Dan wajah nya langsung terbengong kaget atas apa yang ia lihat sedang terjadi didepan matanya.

Orang-orang itu kini sedang berteriak-teriak sendiri, mengibas-ngibas tangan mereka diatas kepala masing-masing, ada juga yang mengucek-ngucek mata mereka seperti kemasukan debu. Sepertinya ada yang mengganggu mereka. Dan tora melihat itu, serbuk-serbuk bewarna putih yang jatuh dari atas kepala mereka lalu masuk ke mata menghalangi penglihatan mereka.

"Aargh..apa ini!!"

Merasa ini waktu yang tepat untuk kabur, maka Tora segera mengayuh sepedanya sekuat tenaga meninggalkan tempat itu. Ia mengayuh dengan kecepatan penuh menggunakan semua sisa tenaganya, hingga akhirnya ia tiba dirumah dengan selamat.

"Hah..hh..hh.." Tora meletakkan asal sepedanya dihalaman rumahnya, setelah itu masuk kedalam rumah dengan tergesa-gesa

"Tadaima hh..hh"

"Eh, Tora sudah pulang? Okaerinasai" terdengar jawaban dari ibu Tora yang muncul dari ruang TV.

"Bagaimana pertandingannya?"

"Hh..kami menang bu," Jawab Tora sambil menaiki tangga menuju kamarnya

"Waaah Omedetou... Eh, kenapa kau tegesa-gesa begitu Tora? Ayo kesini ceritakan pada ayah dan ibu bagaimana pertandingannya?"

"Nanti saja bu aku ceritakan, aku mau istirahat dulu sebentar, capek."

"Hmm..baiklah akan ibu tunggu. Ah, ngomong2 kau mau ibu masak apa? Ibu akan membuat masakan tambahan untuk merayakan kemenanganmu hari ini." Tanya ibu tora yang kini harus membesarkan sedikit suara nya agar terdengar oleh Tora yang sudah tak terlihat lg diatas tangga, melainkan sudah berada dikamarnya.

"Apaa saja bu," Jawab Tora yang juga harus membesarkan suaranya.

"Baiklah..."


Tora merebahkan tubuhnya diatas kasur

"Haah..sial! Bukanya dapat keberuntungan atas kemenangan hari ini, malah dapat sial. Jambret sialan!" Rutuk Tora sambil mengatur nafasnya karena kelelahan.

Tiba-tiba ia teringat sesuatu,
 "Tadi itu aneh, gerombolan orang itu seperti terkena serangan."

Gumam Tora dengan mata menerawang langit-langit kamarnya. Siapa yang menyerang mereka? Aku sama sekali tak melihat ada orang lain disitu kecuali mereka yang sedang kacau, pikir Tora dalam hati.

Bulan ini pun tidak sedang dalam musim dingin, maka salju tidak akan turun. Dikatakan salju pun serbuk itu tidak seperti salju karena tampak lebih halus dan berkilauan.

''Hah,..." Karena tak mau terlalu ambil pusing dengan hal yang sedikit diluar nalar manusia, maka Tora beranjak dari tempat tidurnya menuju kekamar mandi untuk membersihkan diri. Dipikirkan sekeras apapun sepertinya ia tak bisa mendapatkan jawabannya. Karena ia tak menemukan petunjuk apapun. Semua itu hanya bisa dikatakan aneh.

Selesai mandi dan bwrganti pakaian Tora turun keruang makan berkumpul dengan orangtuanya, menceritakan pada mereka yang sudah sangat penasaran akan cerita serunya pertandingan yang di ikuti anaknya. Sekaligus untuk Tora mengalihkan sedikit pikiran aneh tentang serbuk putih yang telah menolongnya.


***


"Tora, ku dengar tim kalian menang ya?!" Tanya seorang siswi yang menghampiri Tora saat Tora tengah berjalan dikoridor menuju kelasnya.

"Ya, begitulah." jawab Tora sambil tersenyum.

"Huaa..omedetou..lagi-lagi kalian membanggakan sekolah ya!" siswi itu menepuk bahu Tora ikut senang.

"Oi, Tora tunggu!!" dari arah belakang seseorang memanggil Tora, ternyata tidak hanya satunorang, tetapi tiga orang   teman satu tim Tora yang ikut bertanding kemarin menghampiri Tora.

Mereka bermaksud berjalan menuju kekelas bersama-sama sambil mengobrol santai. Sedikit demi sedikit para siswi mengerubuni mereka untuk menanyakan atas keberhasilan mereka. Mereka tertawa senang atas pujian-pujian yang diberikan pada mereka.

Ada yang menggaruk tengkuknya karena malu di puji terus, ada juga yang bersikap biasa saja. Disepanjang lorong mereka berbincang seru dan disapa sana-sini. Kemengangan itu jadi perbincangan hangat di SMA Kousai pagi ini. Namun tiba-tiba ada yang merusak suasana indah itu.

"Tora-kun selamat pagi~" seorang siswi berambut ikal panjang dengan centil nya menghampiri Tora.

Ia langsung berdiri sangat dekat dengan Tora, menerobos tempat teman-teman Tora berdiri hingga mereka tersingkir. Membuat teman-teman Tora risih jadinya.

"Selamat atas kemenangannya, ini ada kado dariku..." ia menyodorkan sebuah kotak kado berpita warna pink muda itu dengan gembira.

Walau sebenarnya Tora agak enggan menerima kado itu dan ingin menolak, namun siswi itu terus mendorong kadonya untuk diterima Tora. Hingga ia harus terpaksa menerimanya.

"Terima kasih" jawab Tora penuh  keterpaksaan.

"Hei, kado untuk kami tidak ada? Kami kan juga berjuang kemarin" protes salah satu teman Tora,dengan maksud hanya untuk menggoda siswi itu.

"Minta sama yang lain saja ya~ tuh masih banyak cewek-cewek yang lain. Kadoku hanya untuk tora-kun seorang!" jawab siswi itu dengan kepercayaan diri yang tinggi.

Seketika wajah ketiga teman Tora berubah masam, dan siswi itu tentu tak mempedulikannya.

"Nee...Tora-kun, atas kemenanganmu..."

"kemenangan kami!" potong ketiga teman Tora cepat.

"Ck, kalian diam deh," ucap siswi itu mendelik dengan wajah seram pada tiga teman Tora lalu berubah manis kembali saat menatap Tora.

Ia mulai menggelayut manja dilengan Tora. Membuat Tora harus menarik-narik tangan itu lepas dari lengannya karena risih. Namun siswi itu seakan tak peduli dan makin mengeratkan gelayutannya. Lalu melanjutkan kalimatnya yang tadi terpotong.

"Nee..atas kemenanganmu, mau tidak nanti malam kita pergi makan malam untuk merayakannya?""

Tora langsung membelalak kaget.
"Hah?! Makan malam?"

"iyaa~"

"Eng... maaf, bukannya aku tidak mau tapi..."Tora ingin menolak dengan halus sambil berusaha melepaskan tangan yang sangat erat itu.
Bagaimana tidak, jika teman-temannya ikut mungkin ia akan memeprtimbangkan ajakan siswi itu, tapi jika hanya berdua dengan dia, itu berarti berkencan. Ia menggunakan alasan merayakan kemenangan padahal ia ingin jalan dengannya. Karena Tora tahu, siswi itu menyukainya, tapi yang jelas bukan menyukai dari ketulusan  hatinya, tapi menyukai dari hal lainnya.

"Tora-kun menolak?" Siswi itu makin mengeratkan tangannya.

"B-bukan..egh.. Bukan aku menolak, tapi aku ada urusan lain..hm.." Tora kelelahan melepas tangan siswi itu sampai akhirnya ia menyerah.

Teman-teman Tora hanya terbengong-bengong menyaksikan tingkah siswi itu, terlihat menyeramkan.

"Besok deh juga gak apa-apa,"

"Besok juga tidak bisa, ada acara keluarga."

"Hmm...hari lain deh, Kapan Tora-kun bisa?" Tanpa pantang menyerah siswi itu terus memaksa Tora.

"Aku belum tahu..."

"Iiih!!..jadi hari apa juga dong!? Tidak ada cara lain Tora harus mau ikut aku. Hari ini langsung!!" Siswi itu menarik Tora entah mau dibawa kemana.

"Eh, hei mau kemana?"

"Kita akan bolos dan pergi ke-kyaaaa..." Tiba-tiba siswi itu berteriak memegang matanya.ia refleks melepas tangannya dari lengan Tora untuk mengucek-ngucek matanya yang seperti kemasukan debu.

Tora tercengang, ia melihatnya lagi, serbuk seperti kemarin bewarna putih tapi tak tahu dari mana asal jatuhnya.

"Kyaaaa...apa ini?! Mataku! Tora-kun tolong!!" siswi itu menggerakkan tangan satunya mengapai-gapai Tora, tapi malah Tora menggunakan kesempatan itu untuk kabur, begitu juga dengan teman-teman Tora.

Mengapa mereka terlihat tega meninggalkan seorang perempuan yang sedang kesusahan? Ya itu karena ia sendiri yang mulai membuat para cowok susah. Mendekati cowok-cowok tampan atau kaya lalu memacari nya,masi dalam status pacaran malah memacari cowok lain lagi yang menurutnya tampan tanpa memutuskan pacar sebelumnya. Terkenal akan kecentilan nya dan sombong pada siswi-siswi yang lain.

Merasa paling cantik dan paling disukai. Membuat siswi-siswi disekolah benci padanya.termasuk cowok-cowok yang telah jadi korbannya. Maka dari itu Tora membuat tameng pada siswi itu agar tak ikut menjadi korbannya.

Lagipula, hanya kelilipan kemasukan debu tidak menyakitkan itu 'kan.


***


Guru sedang menerangkan pelajaran didepan, tetapi Tora sama sekali tak memperhatikan. Memang dia menghadap kedepan, namu mata dan pikiran nya tak terfokus ke tempat itu.

Sedari tadi hanya mengayun-ayun kan bolpen dijarinya ke kiri dan kanan dengan pikiran yang melayang entah kemana.

"Sebenarnya darimana serbuk itu datang?" Gumam Tora dengan suara kecil. Ternyata ia sedang memikirkan keanehan yang belakangan ini menimpanya.

Orang-orang yang coba mencelakai atau membuatnya susah selalu berakhir dengan hal yang sama. Berteriak-teriak karena serbuk yang mengganggu mereka. Yang anehnya lagi kenapa Tora tak diserang? Sepertinya serbuk itu mencoba melindunginya.
Sebenarnya ia tak mau memikirkan hal-hal tak masuk akal begitu. Tapi yang ia lihat memang ada didepan matanya. Bagaimana ia tak memikirkan hal itu terus-menerus!?



Suara getaran jendela yang disebabkan oleh angin yang sedikit kencang berhembus itu membuat Tora tersadar dari lamunannya. Spontan ia menoleh kesamping menghadap jendela disampingnya, saat itu pula ia melihat seekor kupu-kupu yang sedang terbang dibalik jendela. Hanya menggepak-gepakkan sayapnya ditempat itu saja tanpa berpindah ke tempat lain.

Setelah beberapa saat baru kupu-kupu itu terbang menjauh. Dan entah sejak kapan mata Tora sudah terpaku pada kupu-kupu itu, bahkan saat kupu-kupu itu menjauh, mata Tora mengikutinya. Tora membelalakkan matanya saat kupu-kupu itu terbang meninggalkan jejak serbuk-serbuk putih yang belakangan ini dilihatnya. Dengan refleks Tora bangun dari kursinya dan lebih mendekat ke jendela.

"Amano shinji ada apa?!!" tanya guru yang kaget melihat Tora yang tiba-tiba berdiri, tak terkecuali teman-teman sekelasnya yang menatap bingung.

"A..aa..tidak apa-apa, maaf..." Tora kembali duduk dengan wajah yang sedikit malu karena sikapnya sendiri.

Sepanjang hari itu pikiran Tora tak fokus pada pelajaran, yang hanya dipikirkan tentang kupu-kupu aneh itu.

Berkali-kali ia mencoba tak mau memikirkan hal itu dan mencoba mengabaikannya, namun tetap tak bisa. Otaknya terus mengajaknya untuk memikirkan hal tersebut.

***


Tora baru saja menutup pintu pagar rumahnya dan berjalan kehalaman rumahnya. Baru saja ia habis selesai lari pagi di sekitar rumahnya, kebiasaan yang dilakukan Tora tiap minggu pagi.

Di halaman rumah, Tora melihat Ibu nya sedang menyiram bunga. Ia menyapa Ibu nya lalu lanjut senam ringan untuk merenggangkan otot-otot nya dihalaman itu sambil menghirup udara pagi yang segar.

Baru ia sadari ternyata dihalaman rumahnya banyak tanaman bunga milik ibu nya. Bunga-bunga itu sedang banyak bermekaran, mengundang banyak kupu-kupu datang ketempat itu untuk menghisap nektarnya.

Banyak warna kupu-kupu yang mengelilingi bunga-bunga itu, seperti hijau,kuning,coklat dan lain-lain.

Entah sejak kapan Tora sudah terpaku menatap para kupu-kupu itu. Melihat serangga cantik itu membuatnya ingat akan kejadian itu.

Tetapi ia masih ragu apakah yang melakukan itu adalah seekor kupu-kupu? Tidak mungkin, pikirnya.

Tora membelalakkan matanya ketika salah satu dari gerombolan kupu-kupu yang tengah terbang riang gembira itu terlihat satu kupu-kupu yang disekitarnya mengeluarkan serbuk-serbuk putih berkilau seperti apa yang sudah ia liat beberapa kali belakangan ini.

Tapi, apa mungkin itu dari kupu-kupu? Memangnya ada kupu-kupu yang seperti itu? Lalu, kenapa hanya satu kupu-kupu itu saja? Pertanyaan itu terus memutar dikepala Tora. Sampai tiba-tiba ia tersentak oleh suara seseorang yang memanggilnya.

"Tora?!"

"Ha? I..Ibu?" baru saja Tora tersadar dari lamunannya.

"Sedang apa kau melamun disitu? Ada temanmu tuh datang"

"Ha? Ah i...iya,"

Dengan wajah yang seperti orang linglung, Tora masuk kedalam rumah untuk menemui teman-temannya. Mereka datang untuk mengajak Tora latihan sepak bola.

Selesai berbenah diri, Tora akhirnya pergi bersama teman-temannya.

***

Kali ini Tora tak bisa mengabaikan hal itu lagi, semenjak latihan pikiran nya terus berputar-putar mengenai serangga itu.

Walau mungkin di luar nalar manusia, tapi ia harus mencari jawaban sebisanya. Bagaimana harus ia membiarkan misteri itu terus menghantui pikirannya. Kejadian janggal yang sudah tak hanya satu kali saja ia lihat.

Saat itu Tora pulang kerumah hampir malam, karena latihan pada hari itu agak lama disebabkan oleh Tora yang tak fokus latihan. Pikirannya terus menampilkan serangga itu.

Maka saat tiba dirumah Tora langsung menuju kamarnya. Duduk dimeja belajarnya lalu menyalakan komputernya.

Ia segera menjalankan iternetnya untuk mencari artikle tentang kupu-kupu. Padahal selama ini Tora tak pernah mencari tahu tentang hal itu. Namun kali ini ia harus cari tahu untuk mengungkapnya.

Dimulai dengan mencari tahu lebih detail tentang ciri-ciri dan jenis serangga itu untuk memastikan apakah ada jenis kupu-kupu yang belakangn ini dilihatnya?

Mata Tora sama sekali tak berkedip membaca baris tiap baris artikel yang ia temukan.

"Kupu-kupu menyukai nektar, warna sayapnya bermacam-macam. Bentuk dan ukuran sayapnya juga bermacam-macam."
Tora membaca artikel dengan suara yang dapat didengar telinganya sendiri. Untuk meyakinkan jika ia tak salah baca.

"Sayap kupu-kupu akan meninggalkan serbuk ditangan bila disentuh" Tora sedikit terperanjat saat membaca ciri-ciri yang satu itu. Ia mencoba mengulangi dan memahami apa yang sedang ia baca sedalam-dalamnya.

Kupu-kupu memang meninggalkan serbuk ditangan saat sayapnya disentuh. Itu memang benar, dan bukan hal yang aneh lagi. Karena Tora pernah menyentuhnya dan hasil nya memang seperti apa yang sudah ditulis. Semua yang sudah Tora baca tak ada yang aneh, semuanya ciri-ciri normal pada serangga itu. Sudah mencari artikel dari sumber apapun, tak ada satupun yang menulis tentang kupu-kupu yang mengeluarkan serbuk dengan sendirinya dan dapat mencelakai manusia.

Tora menggaruk kepalanya seperti orang frustasi karena tak menemukan jawaban nya. Sama sekali tak ada petunjuk.

Saat ia sedang menundukkan kepalanya dengan tangan yang tertopang diatas meja meremat kepalanya sendiri, saat itu pula tiba-tiba serbuk putih yang seperti menghantuinya belakangan ini kembali muncul tepat didepan wajahnya.

Tora sontak membelalakkan matanya karena kaget.

Ia langsung mengangkat wajahnya dan mengedarkan pandangannya mencari asal serbuk itu datang.

Ternyata serbuk itu datang dari luar yang masuk kekamar nya melalui celah jendelanya yang tidak tertutup rapat.
Tora makin kaget melihat serbuk putih itu yang kini datang lebih banyak dan tebal hampir menyerupai kabut.

Tora bangun dari kursinya dan menuju jendela.

Saat ia menggeser jendelanya agar terbuka lebih lebar dan melongokkan kepalanya keluar, tubuhnya langsung refleks mundur hingga menabrak meja belajar dibelakangnya hingga membuat beberapa benda dimejanya jatuh ke lantai saking kaget nya.

"Apa itu?!" Ucap Tora spontan.
Jantungnya berdegub kencang.

Namun begitu, rasa penasaran Tora mendorong nya untuk kembali mendekati jendela untuk melihat  dengan jelas apa yang ia lihat tadi.

Sesosok manusia yang sedang duduk membelakangi Tora, menekuk kedua lututnya dengan kedua tangan nya mencengkram atap loteng rumah Tora. Wajahnya tertunduk dan mengeluarkan suara seperti menahan sakit. Sedangkan serbuk-serbuk itu terus keluar dari tubuhnya sangat banyak.

''Serbuk itu kan-'' Tora masih takut untuk mengira-ngira.lebih tepatnya ia tak bisa menyebutkan fenomena apa yang sedang dilihatnya.

Suara manusia yang seperti sedang kesakitan itu terdengar sampai telinga Tora lagi.

"nggh...aaakhh!"

Di akhir erangan itu terdengar suara kepakan sayap yang begitu besar keluar dari punggungnya.
Sayap kupu-kupu itu makin banyak mengeluarkan serbuk putihnya,  bertebaran disekitarnya samapai pada tempat Tora.

"Tidak mungkin! Mahkluk apa itu!?" Tora bergumam sendiri dengan wajah shock nya. Bagaimana bisa manusia punya sayap seperti kupu-kupu. Ini mustahil, pikir Tora.

Mahkluk itu menoleh kebelang sedikit menunduk ke arah punggungnya dengan wajah yang tampak sedikit kecewa.

Namun saat itulah Tora dapat melihat wajah makhluk itu sedikit, tak begitu jelas karena wajahnya ia tolehkan membelakangi sinar bulan. Tora hanya memperhatikan gerak-gerik mahkluk tersebut.

Mahkluk itu kembali menoleh kedepan lalu ia berbicara dengan sedikit mendongkak.

"Tertua, kenapa masih ada sayap? Anda membohongiku ya?" Entah dengan siapa makhluk itu berbicara, membuat Tora tak bisa memikirkan apapun tentang
kejanggalan itu. Setelah beberapa saat terdiam, mahkluk itu kembali berbicara
"Begitukah? Baiklah aku akan melakukannya. Terima kasih tertua."

Setelah berbicara, mahkluk itu perlahan bangun dari duduknya. Secara otomatis serbuk-serbuk disayapnya berjatuhan karena pergerakan mahkluk itu. Setelah berdiri tegak, mahkluk itu memutar tubuhnya menghadap kearah Tora.

Lagi-lagi Tora tersentak kaget hingga tubuhnya mundur dan menabrak meja lagi saat mahkluk itu menatap pada Tora.

"Bahaya! mahkluk itu melihat kesini!"

Seru Tora sambil cepat-cepat menutup jendelanya. Namun sayang mahkluk itu ternyata lebih cepat dari Tora, mahkluk itu bisa menahan jendela yang akan ditutup Tora dengan satu tangannya. Mahkluk itu sudah berada tepat dihadapan Tora sambil tersenyum manis dengan serbuk berkilauan karena diterpa sinar bulan yang menghiasi tubuhnya.

Tora terpaku kaget menatap mahkluk dihadapannya. Ia tak berkutik menatap mahkluk yang tengah berada sangat dekat dihadapannya, rambu coklat ke-emasan, kulit yang sangat putih, bola mata bening kehijauan uang tengah menatap kedalam bola matanya, hidung mancung, bibir tipis dengan senyum menawan.

Cantik! Sebuah kata yang muncul begitu saja dalam benak Tora. Namun suatu kejadian yang datang sangat tiba-tiba ini membuat Tora masih merasa takut walau saat ini ia sedang terpukau akan keindahan yg disuguhkan didapannya. Tora berteriak takut saat mahkluk itu menganggkat sebelah kakinya dan menginjak bingkai jendela bermaksud hendak memasuki kamar Tora. Sontak Tora berteriak.

"Siapa kau?! Jangan masuk!!" Tora menggeser jendela gesernya agar tertutup, tapi mahkluk itu menahannya.

"Hei, jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu,"

Tora mundur menjauh dari jendela, jantung nya masih sangat berdetak kencang karena takut.

Mahkluk itu masuk dengan lancar karena Tora tak menahannya lagi. Setelah menginjakkan kakinya dilantai kamar Tora, mahkluk itu mulai berjalan mendekati Tora dan membuat lantai kamar Tora ditinggali jejak kaki berserbuk milik mahkluk bersayap itu.

"M...mau apa kau?!" Tora melangkah mundur menjauhi mahkluk itu namun mahkluk itu terus melangkah maju hendak mendekati Tora.

"Aku mohon jangan takut padaku. Aku datang bukan untuk menyakitimu,"



Langkah Tora terhenti tak bisa mundur lagi, kakinya membentur dan tertahan oleh kaki tempat tidur. Mahkluk itu pun berhenti saat Tora tak melangkah lagi.

"Apa kau bisa dipercaya?!"

"Perrcayalah!" Mahkluk itu kembali melangkah.
"aku sama sekali tak punya niat jahat, aku hanya ingin..."

"Stop!...cukup berdiri disitu saja!" Tora sampai terduduk dikasurnya saat mahkluk itu kembali maju sedangkan ia tak bisa mundur lagi.

Mahkluk itu sedikit terjengit kaget, namun ia menuruti permintaan itu dan melangkah mundur.

"hah!..." Tora mengela nafas sambil menyeka keringat dikeningnya.

"B...baiklah, aku percaya padamu" ucap Tora walau masih ada sedikit keraguan dimatanya.

"Apa?!! Terimakasih!! Akhirnya kau mau percaya. Aku.. aku sangat senang, akhirnya keinginanku terwujud, aku bisa bicara denganmu, Tora!" Mahkluk itu tampak begitu sangat gembira sampai ia terlihat hampir menangis.

"Ha? K-kau tahu namaku?"

"Tentu saja aku tahu, aku 'kan selalu berada didekatmu Tora!"

"Apa?! Siapa kau sebenarnya? Aku tak pernah melihatmu ada didekatku."

"kau tidak mengingatku?..."
wajahnya sedikit tampak murung, lalu melanjutkan kembali kalimatnya dengan sedikit tersenyum,

"Ah, mana mungkin kau mengingatku kan...haha. Aku, mahkluk yang sudah kau selamatkan hidupnya"
Tora tampak bingung.

"Siapa? Aku tak ingat."

"Aku, kupu-kupu yang terperangkap itu..."

"kupu-kupu?? Kapan aku menolong kupu-kupu??"

"Saat kau bermain ditaman Orihime, kau menyelamatkanku yang terjebak didalam kantung plastik ditumpukan sampah dedaunan,"

"Ha? Seingatku aku tidak ketaman manapun belakangan ini,"

"Bukan belakangan ini, tapi sudah sangat lama."

Tora makin bingung,  "Sudah sangat lama?..."
Ia mencoba mengingat-ngingat.

"Ah! Aku ingat. Dulu memang pernah aku menolong seekor kupu-kupu kecil. Tapi  itu waktu aku masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Jadi tidak mungkin―"

"Ya! Saat itulah kau menolongku. Ah...ternyata kau masih mengingatnya, aku senang sekali"

"Ha?!" Tora terdiam bingung.

"Sudah sangat lama, aku ingin mengucapkan terima kasih padamu, bahkan aku merasa terima kasih masih belum cukup kuberikan untukmu yang sudah menolong nyawaku.
bayangkan jika aku tak juga bisa keluar dari tempat itu, mungkin aku sudah mati terkurung.
Karena aku mahkluk berbeda darimu, aku tak bisa berbicara dengan bahasamu. Bagaimana bisa aku mengucapkan terima kasih kepadamu sedangkan kau tak mengerti bahasaku. Mengucapkan terima kasih saja aku tak bisa, aku merasa sangat jahat.
Maka dari itu, Aku meminta pada Tertua untuk merubahku menjadi manusia agar aku bisa berbicara denganmu dan kau bisa melihat keberadaanku. Selama aku jadi kupu-kupu kecil, kau tak pernah sadar akan kehadiranku disekelilingmu."

Tora hanya bisa mematung diam seribu bahasa. Ia tak tahu harus mengatakan apa pada kenyataan yang sedang dihadapinya sekarang, begitu mengagetkannya.

Karena rasa bahagianya yang begitu meluap, mahkluk itu tak tahan untuk tak memajukan langkahnya untuk mendekati Tora.

"Anoo...Terima kasih telah menolongku Tora, Terimakasih banyak."

"Y...ya..tapi kau jangan maju lagi"

"Ah, maaf..." Mahkluk itu menggaruk tengkuknya sesaat karena malu, membuat Tora terpana akan senyum malu Mahkluk itu. Namun cepat-cepat ia membuang rasa terpananya karena mengingat itu hal yang aneh baginya. Mahklu itu bukan manusia, bagaimana Aku bisa terpana? Ucap Tora dalam hati.

"Jadi, Kau mengubah wujudmu hanya untuk bisa berbicara denganku?" Tanya Tora untuk mengalihkan sedikit detak jantungnya yang entah sejak kapan berdebar kencang.

Mahkluk itu menatap pada Tora, lalu Ia menggeleng dan menunduk malu, sampai-sampai Tora mengangkat alisnya sebelah melihat tingkah mahkluk itu yang sekarang sedikit aneh.

"Lalu?"

"Ada satu hal lagi yang juga membuatku bertekad bulat untuk menjadi seorang manusia"

"Apa?"

Mahkluk itu kembali menunduk, menatap lantai sambil menggigit bibirnya. Ia sedikit meremat ujung pakaiannya yang baru disadari Tora kalau Mahkluk itu memakai pakaian yang tergolong sangat  minim. Hingga tangan mahkluk itu dapat meremat pinggiran bawah bajunya tanpa harus ia menunduk untuk menggapai pinggiran bawah pakaian nya karena pinggiran baju nya yang terlalu pendek. Kain itu melilit seperti perban menutupi dari sebelah bahu kirinya sedangkan bahu kanan nya terbuka lalu turun melilit dadanya sampai pada... Tora sampai menelan ludahnya saat meperhatikan pakaian mahkluk itu, kain itu hanya menutup sampai paha atas nya saja. Bahkan bisa dibilang hanya sampai bawah...bawah bokongnya saja? Sisanya semua terekspos tanpa kain apapun.

Yabee...apa-apa'an Mahkluk ini? Tora berbisik dalam hatinya.

"Anoo Tora?"

"Ha? He?...ya?!" Baru saja Tora tersadar dari lamunannya saat Mahkluk itu memanggil namanya.

"Kau lihat apa?" tanya Mahkluk itu dengan wajah tanpa dosa, padahal dia sudah membuat Tora berdosa barusan.

"Ha? T..tidak, tidak lihat apa-apa. Aku hanya melihat keluar jendela, bulan nya tampak bagus"

"Begitukah?" Mahkluk itu tak ikut melihat bulan yang ada dibelakangnya, karena ia berpikir masih ada sesuatu yang lebih penting dari itu yang harus ia jelaskan.

"Ah, jadi apa alasanmu sebenarnya?" Kembali bertanya untuk mengalihkan perhatian.

"Itu...sebenarnya karena Aku. Karena Aku...jatuh cinta pada seorang manusia"

"Oh, begitu..." Tora masi menjawab santai sampai tiba-tiba ia terperanjat kaget,

"Apa kau bilang tadi?! Jatuh cinta pada manusia?!"

Mahkluk itu mengangguk.

Tora terdiam. Dalam hatinya ia mengatakan itu aneh tapi tak berani menyuarakannya.

"Memang aneh, tapi aku tak bisa menghapus perasaan ini,"
Tora menoleh kaget menatap mahkluk itu yang seakan mendengar ucapan dalam hatinya tadi.

"Be..begitu" Tora menghela nafas kecil sambil menopang kedua tanganya diatas kasur.
Siapa orang beruntung itu? Disukai oleh mahkluk indah seperti ini, beruntung sekali dia.
Tora tiba-tiba tersentak oleh pemikirannya sendiri barusan. Ia terlihat seperti orang yang cemburu dan juga menginginkan maklhluk itu.
Hei, aku tak menginginkan mahkluk yang tak jelas itu.
Tora mencoba menolak itu.

"Tapi bentukku ini belum sempurna, dan aku membutuhkan pertolongan orang itu,"

"H..ha? ...pertolongan apa?" Ada sedikit rasa kecewa dalam benak Tora karena bukan dia yang dimintai pertolongan.

"Kau lihat tubuhku belum se-sempurna manusia 'kan? Akan bahaya jika aku berkeliaran diluar dengan sayap besar ini menempel ditubuhku"

"yaa...memang aneh jika manusia memiliki sayap,"

"Maka dari itu aku ingin meminta pertolongannya"

"Kalau boleh tau,memangnya kau minta tolong apa?"

"Menghilangkan sayap ini."

"Caranya?!"

Tiba-tiba Mahkluk itu terdiam. Entah salah penglihatan Tora atau bukan, tetapi Tora melihat wajah mahkluk itu sedikit bersemu merah.

"Entah apa yang dipikirkan Tertua dengan memberikan syarat seperti ini, tapi bagaimana pun aku harus melakukannya demi menjadi manusia seutuhnya."

"Memangnya apa syaratnya?"
Mahkluk itu sedikit menggigit bibirnya sambil mengerling ke arah lain sebelum ia menjawab.

"Aku harus dicium oleh orang yang kusukai, maka sayapku akan menghilang,"
Tora membelalakkan mata karena kaget mendengarnya

"S..souka?! Ada ya persyaratan seperti itu?"
Sesungguhnya Tora sangat kaget mendengar itu.

"Tapi, ituu kan bukan aku yang meminta seperti itu..."


Mahkluk itu bergerak refleks membelakangi Tora karena malu, kibasan sayapnya menciptakan angin yang dapat menerbangkan helai-helai rambut Tora. Senggolan sayapnya yang lebar itu mampu menjatuhkan lampu meja belajar Tora ke lantai karena terkena sayap mahkluk itu saat ia bergerak tadi.


Lampu meja itu patah tergeletak dilantai sampai bohlamnya pecah.

"Ah! M..maaf!!" Mahkluk itu buru-buru membungkuk memungut lampu meja itu.

"Bagaimana ini, lampunya rusak. Maafkan aku, aku sungguh ceroboh." Mahkluk itu menunjukan lampu itu pada Tora dengan wajah penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa, letakan saja disitu haha,"
Tora menoleh kesamping memalingkan wajahnya dari hadapan Mahkluk itu.

Siaal...apa yang kulihat barusan? Paha mulus? Kaki jenjang? T..tidakkah tadi bokongnya sedikit terlihat saat ia membungkuk?

Beruntung sekali orang yang disukainya itu, walau bukan manusia, Tapi kalau dicium mahkluk indah seperti itu siapa yang akan menolak? Ah, bukanya setelah dicium maka dia akan berubah jadi manusia seutuhnya?
Beruntung! Benar-benar beruntung.

Aargh...apa sih yang kau pikirkan Tora! Tidak, tidak, tidak... aku baru bertemu Dia hari ini, dan baru beberapa jam. Tidak mungkin aku.... Aaaakh..tidak, ti―

"Tora!!" Entah sejak kapan mahkluk itu sudah berdiri sangat dekat dihadapannya, menyadarkan Tora yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Uwaa...a..apa?! Kenapa kesini?!"

Tora sampai terlonjak kaget begitu menyadari kehadiran Mahkluk itu didepannya.

"Tora, maukah kau..."
Mahkluk itu kian mendekat membuat Tora harus mengangkat kakinya keatas tempat tidur lalu bergerak mundur

"Hha? A-apa?" Mendadak Tora jadi was-was

"Maukah kau menciumku?" Tora tak bisa bergerak lagi karena ia sudah tertahan oleh kepala tempat tidur dengan Mahkluk itu yang sudah berlutut tepat didepannya.
Sedang menatapnya dengan wajah memohon.

Tora hanya bisa mematung.
Kali ini ia memperhatikan baik-baik wajah itu yang berada sangat dekat dengannya.
Matanya memang indah, bewarna kehijauan bening. Bibir itu basah mengkilap, seperti siswi-siswi disekolahnya yang selalu memakai lipgloss.
Tora merasakan suhu tubuhnya meningkat. Jantungnya makin berdebar.
Ia menelan air liurnya gugup.

"Tora..."
Makhluk itu memanggil karena ia butuh jawaban.


"K-kenapa aku?"

"Karena orang yang kusukai adalah Tora."

Tampak wajah mahkluk itu yang merah padam menahan malu. Sedangkan Tora terperangah kaget. Beberapa saat keduanya saling diam lagi dan ruangan menjadi sunyi. Hanya serbuk disayap Mahkluk itu yang terus rontok seperti butiran salju yang turun, tampak lebih berkilau lagi karena terpaan sinar bulan.
Setelah beberapa saat terdiam,Mahkluk itu bergerak bangkit dari atas tempat tidur Tora dan berniat pergi.
Wajahnya tampak kecewa.

"Maaf jika aku telah memaksamu, padahal kau tidak menyukaiku, dan tentu saja kau tidak menyukaiku. Kau baru melihatku hari ini."

Kini Mahkluk itu sudah berdiri tegak dilantai dengan wajah yang sedih. Dan dia hampir saja menginjakkan kakinya lagi di bingkai jendela hendak keluar kalau Tora tak mengeluarkan suaranya.

"Bukan karena itu, tapi..." Tora bingung mau menjelaskannya bagaimana, tidak mungkin ia bilang kalau ia terdiam tadi karena terlalu kaget bahkan hampir shock karena ternyata dia orang yang disukai mahkluk itu. ditambah lagi ia meminta pertolongan jenis langka begitu.

“lalu apa?”

“E..emm..aku hanya kaget saja, ternyata aku orang yang kau sukai itu”

“Ja..jadi?...bagaimana?...”
Mahkluk itu terdiam memperhatikan saat Tora bangun dari tempat tidur lalu mendekati mahkluk itu.

Sebenarnya pertahanannya sudah rubuh dari tadi, namun ia butuh sedikit lagi saja penjelasan, dengan begitu ia bisa menikmati hidangan didepannya dengan nikmat.
Tora menarik dagu mahkluk itu dan langsung menciumnya, membuat mahkluk itu kini yang mebelalakkan matanya.
Setelah itu Tora menarik kembali bibirnya.

Tora dapat melihat wajah mahkluk itu yang sudah merah padam, lalu ia melihat ke arah belakang tubuh mahkluk itu.
ujung sayapnya mulai berubah menjadi debu dan ditiup angin.

Sedanggkan mahkluk itu hanya menunduk diam.

"Lihat, sayapmu sudah mulai hilang"

Mahkluk itu hanya diam, ia ingin mengatakan sesuatu tetapi seperti tak berani mengatakannya.

"Hei,kenapa diam saja? tidakkah kau senang?"

"Ya, tapi..."

"Hm? apa?"

"Tapi menghilangnya hanya sampai disitu saja."

"Maksudmu?"

"Maaf, tertua memberikan syarat yang sangat aneh, tapi aku tak punya cara lain..."

"Ya, ya aku mengerti. Tapi apa maksudnya itu?" potong tora

"Sayapku akan berhenti menghilang, saat kau berhenti menciumku,"

"Apa? Jadi aku harus?...b..berulang-ulang!?"

Saga mengangguk seperti mengerti apa maksud ucapan terpotong Tora itu.

"Oh, sepertinya aku harus mengucapkan terima kasih banyak pada tertuamu." Senyum Tora.

Saga makin memanas wajahnya mendengar itu. Ia makin menundukkan wajahnya merasa sangat malu.


Kembali Tora mendekat pada makhluk itu, Tora dapat melihat wajah makhluk itu tampak tegang.
Tora menarik pinggang makhluk itu dengan tangan kirinya lalu mendorong kepala makhluk itu yang membuat bibir mereka seketika menempel.

Makhluk itu sempat tersentak tapi ia berusaha mencoba bertahan. Sayapnya kembali bereaksi berubah menjadi abu.

Dengan waktu yang dibutuhkan cukup lama begini, Tora tak bisa hanya menempelkan bibirnya saja, itu jadi terlihat aneh baginya.
Maka ia mulai menggerakkan bibirnya, menghisap bibir bawah makhluk itu, menggigitnya lalu menghisapnya lagi berulang-ulang.
Ciuman itu makin dalam seiring dengan sayap mahkluk itu yang terus rontok sampai kini tinggal setengahnya.

Mahkluk itu memeluk erat tubuh Tora untuk menahan tubuhnya yang mulai lemas, kakinya sudah bergetar serasa tak sanggup untuk berdiri lagi.

Keduanya sedang diliputi hawa panas yang diciptakan dari tubuh mereka masing-masing.

"Nnghhm..."
Hingga tanpa sadar makhluk itu mengeluarkan suara yang membuat Tora terpancing untuk melakukan lebih.

Tora memsukkan lidahnya menjelajah didalam mulut mahkluk itu.

Tapi tiba-tiba ia terhenti.
menjauhkan bibirnya lalu menatap mahkluk didepannya yang sedang ngos-ngosan.

Dengan bibir yang basah dan wajah merah padam mahkluk itu bertanya,
"Hh..hh..a...ada apa?"

Tora tersenyum
"Sedari tadi kita bertemu tapi aku belum mengetahui namamu"
Tora mencoba membuat sedikit jeda agar ia tak membuat mahkluk itu mati kehabisan nafas nantinya.

"Ah...hh..hh...nama?" Saga mencoba memfokuskan matanya yang mulai sayu untuk melihat Tora.

"Hm.."

"Namaku Saga" jawab Saga sambil menatap dalam kedalam mata Tora.

"Saga ya, nama yang cocok untuk orang cantik dan seksi sepertimu,"

Seketika saga dibuat merah padam lagi wajahnya, tanpa mengatakan apapun lagi Tora mlanjutkan kembali tugasnya.

Aktivitas panas itu kembali berlanjut.
Kembali Saga memeluk erat tubuh Tora agar tak terjatuh, ia ikut kemana Tora mendorongnya. Tidak, bukan dorong, tetapi gerakan tubuh mereka masing-masing yang membuat mereka terdorong kesana-kemari karena terlalu masuk dalam dunia mereka hingga tanpa sadar keseimbangan tak teratur sampai keduanya terjatuh diatas tempat tidur saat kaki saga menabrak tempat tidur dengan kaki nya yang sudah lemas itu.

Secara otomatis ciuman mereka terlepas.
Mereka saling pandang dalam diam dengan helaan nafas yang berat.

Baru disadari Saga saat ia terjatuh tadi, tak ada apapun lagi yang menghalangi punggungnya.

"Sayapnya?" Saga segera mendorong tubuh Tora yang berada diatasnya lalu duduk dan meraba punggungnya.

"Sayapnya sudah hilang!!" seru Tora sambil tersenyum

Tetapi entah mengapa wajah Saga masih sedikit tampak tak bahagia, membuat Tora bertanya...

"Kenapa wajahmu masih sedih?"

"Ha?...em...tidak apa-apa. Aku sangat bahagia kok. Terima kasih ya..." Saga menunjukkan senyum lebarnya.
lalu diam-diam ia menyentuh mata kirinya yang tertutup poninya yang bagaimanapun juga disadari oleh tora karena Tora berada dihadapannya.

"Kenapa matamu?"  Tora coba menarik tangan Saga namun Saga menggeleng cepat untuk menghindarinya.

"Kenapa sih matamu? Tunjukan padaku!" kali ini Tora menariknya dengan sedikit kuat hingga tangan Saga pun terlepas dari matanya.
Tora terdiam saat ia melihat apa yang ada dibalik poni Saga.

"Apa ini?"

"Ini konsenkuensi yang harus aku terima setelah aku berhasil berubah.sebelah mataku tak akan bisa melihat dan ditutupi dengan ini"
Saga menyentuh mata kirinya yang ditutupi sebentuk sayap kupu-kupu yang hanya sebelah.

Tora sedikit terperangah,
"Souka...tapi kau masih bisa melihat dengan matamu yang sebelah lagi 'kan?"

Saga mengangguk.

"Syukurlah, lagipula dengan sayap bewarna ungu yang menempel di matamu itu kau masih tetap cantik kok, malah lebih cantik."

Ucapan Tora itu membuat Saga tersipu.
"B..benarkah? Terima kasih."

"Oh, iya aku baru ingat sesuatu."

"Apa?"

"Jadi yang selama ini membantuku dalam bahaya apapun dengan serbuk berkilauan itu adalah kau? saat disekolah juga,yang menebar serbuk kemata maria saat menggodaku itu juga pasti kau 'kan?"

Saga membuang mukanya kesamping untuk menutupi wajah malunya,
"Huh, masih tanya juga?"

"Jadi kau benar-benar menyukaiku ya sampai cemburu begitu"

Saga masih mempertahankan posisinya untuk tak menghadap Tora karena ia merasa malu sekali.

"Sudah ah, jangan menggodaku terus!!" Saga bangkit dari tempat tidur hendak menuju keluar, tetapi langkahnya terhenti karena Tora menarik tangannya.

"Mau kemana?"

Wajah saga tiba-tiba menjadi bingung.ia menggaruk pipinya kebingungan.

"Err...tidak tahu"

Tora mendekati Saga dan menarik tangannya kencang.mendorongnya kekasur hingga terlentang

Saga sampai menahan nafas akan pergerakan Tora yang tiba-tiba itu

"Ada apa?"

"Jadi bagaimana kalau kita lanjutkan yang tadi?" Tora mengangkat sebelah alisnya.

Saga langsung memalingkan wajahnya kesamping dengan wajah merah padam.

Tanpa mau mendengar apapun protes yang keluar dari mulut Saga nantinya, Tora langsung saja memegang pipi Saga dengan sebelah tangannya dan menghadapkan wajah Saga ke wajahnya. Saga hanya menggigit bibir bawahnya dengan diam. Tora mendekatkan wajahnya hingga bibirnya menempel pada bibir Saga. Merasakan Saga tak protes atau memberontak, Tora mulai menggerliakan tangannya ditubuh Saga dengan tangannya yang satunya.
Menyentuh pakaian itu yang baru ia ketahui sangat lembut seperti sutra, hingga dengan mudah Tora dapat menyobek helaian kain itu.

"To-mmph.."
Saga ingin mengeluarkan suaranya tetapi begitu susah dilawan dengan Tora yang energinya sedang diatas puncak.

Tora melepas tangannya yang tadi ia gunakan untuk memegang pipi Saga kini ia gunakan untuk menahan kedua tangan Saga yang dikunci diatas kepala Saga agar tak mengganggunya.



Angin bertiup kencang memasuki ruangan itu.
Menerbangkan serbuk-serbuk yang tadi berserakan dilantai kini berterbangan diseluruh ruangan kamar Tora.
Dengan terpaan sinar rembulan, serbuk mati itu tampak kembali berkilau.
Menghiasi sepasang anak manusia yang kini sedang memadu kasih.


OWARI

[FF] Brother relationship 3

Title: Brother relationship
3
By: Sachi
Fandom/cast: (Alice nine)
Tora,Saga,Shou,dll.
Post: 11september2013




***
Nguuung...ckiiit..
Tora menghentikan
motor balap nya tepat
didepan sebuah rumah
yang sudah sangat Ia
kenal luar dalam nya.
Tanpa perlu bertanya
apapun lagi penjaga pintu
pagar rumah tersebut
langsung membukakan
pintu pagar untuk Tora
karena sudah sangat
mengenalnya dan hanya
cukup menyapanya saja.
Tora memasuki
perkarangan rumah
tersebut dan
memarkirkan motornya
disebuah sudut didekat
teras.
Ia berjalan menuju pintu
dan menyentuh gagang
pintu hendak
membukanya.
Tetapi gerakan
tangannya terhenti saat
Ia mendengar suara
mesin mobil dari arah
pintu pagar.
Tora menoleh kebelakang
untuk melihat siapa yang
datang.
Wajah Tora langsung
berubah masam saat
mengenali mobil itu.
Cepat-cepat ia memasuki
rumah tersebut sebelum
orang yang ada didalam
mobil itu datang
mendahuluinya.
"Permisii...ada orang
dirumah?"
Tak ada jawaban apapun
dari panggilan Tora.
Mungkin om dan tante
nya sedang tak ada
dirumah,pikir Tora.
Tora tetap memasuki
rumah tersebut,karena ia
harus memastikan
apakah penghuni lain dari
rumah ini ada atau tidak
dirumahnya.
Karena memang yang
ingin ia temui adalah
orang itu.
Tora menaiki tangga
menuju lantai dua dan ia
tiba didepan sebuah
kamar dan langsung
membuka pintunya.
Ceklek...
"Sa― eh?"
Tiba-tiba Tora terdiam
didepan pintu yang sudah
Ia buka.
Orang yang ada didalam
kamar refleks menoleh
dan seketika itu ia
berteriak,
"uwaaaa...Tora-niichan
keluar!!"
Brakk...
Spontan Tora menutup
pintu tersebut sampai tak
sengaja terbanting begitu
keras karena
kekagetannya.
"Tora sedang apa kau?"
Sebuah suara membuat
Tora terperanjat kaget.
Ia menoleh
kesampingnya.
"S...shou?! Sedang apa
kau?"
"Hei, itu kan
pertanyaanku,dan kau
belum menjawabnya!"
"Ah,aku mau kekamar
Saga. biasa main,"
"hm..."
Shou terdiam,menatap
pada tora dengan mata
menajam.
"Kenapa wajahmu
merah?"
"Ha?" Tora menyentuh
pipinya yang terasa
hangat.
"A-aaah...kau seperti tak
tahu saja,Aku kan kesini
naik motor.
Jadi ya panas!
Ya...begitu,"
Jawab Tora canggung.
Tapi Shou seperti tak
mempedulikan itu,lebih
tepatnya tidak mau
karena ia tidak mau
mengetahui lebih jauh
lagi apapun yang terjadi
antara Tora dan Saga
saat tak ada dirinya.
"Mana Saga,apa ada
didalam?"
"Sepertinya ada"
Shou mengetuk pintu
kamar Saga.
"Saga ada didalam?"
"Eh, Shou-niichan?!
Tunggu sebentar"
Jawab Saga dari dalam
kamar.
Beberapa saat kemudian
pintu pun dibuka.
Saga tersenyum
sumringah menyambut
Shou, tetapi pada saat ia
melihat Tora matanya
langsung beralih
ketempat lain karena
mengingat kejadian
sebelumnya sedikit
memalukan.
"Baru selesai mandi?"
Shou bertanya sambil
duduk dipinggir tempat
tidus Saga dan merogoh
sesuatu dari dalam tas
nya.
"Uhm..."
Jawab Saga sambil
mengantungkan
handuknya setelah ia
mengeringkan wajahnya.
"Ini untukmu,"
Shou memberikan sebuah
botol minuman untuk
Saga.
"Apa itu?"
Saga mengambil
minuman itu lalu duduk
dikursi piano yang berada
tepat didepan tempat
tidur yang diduduki Shou.
Ia menilik botol tersebut
dengan wajah yang
menunjukkan ekspresi
enggan untuk
meminumnya.
"Itu susu kedelai, kamu
itu harus minum minuman
yang sehat."
Saga makin
memperlihatkan wajah
aneh nya.
Bagaimana tidak,Susu
biasa saja ia masih jarang
minum karena tidak suka
apalagi susu kedelai yang
belum pernah ia minum.
"Tapi aku tidak suka
susu. Apalagi susu kedelai
aku belum pernah
meminumnya, rasanya
pasti aneh."
"Dicoba saja dulu, itu
enak kok. Bagus untuk
kesehatan dan kulit
juga."
Dengan penuh keraguan
Saga membuka tutup
botol tersebut untuk
mencobanya sedikit.
Ia lalu mendekatkan bibir
botol nya dan mulai
mencicipi susu tersebut
hanya menyentuh ujung
lidahnya saja.
"Yaiks! Tidak enak."
Cepat-Cepat Saga
mengembalikan susu itu
pada Shou.
"Diminum setetes begitu
mana terasa Saga,"
"Tidak mau. Gak enak!"
Tora yang menyaksikan
dari tadi hanya tertawa
dalam hati.
Sekarang giliran Tora
yang mengeluarkan
sesuatu dari dalam tas
nya.
"Bagaimana dengan yang
ini?"
Tora melempar sebotol
minuman bersoda pada
Saga yang di tangkap
dengan sedikit kelagapan
karena Saga yang kaget.
"Uwaa...Cola! Tentu saja
kalau yang ini aku mau.
Tora-niichan tau
kesukaanku~"
Senyum Saga riang.
Tora hanya tersenyum
miring lalu melirik
saudara sepupu di
sebelahnya yang mulai
sedikit bermuka masam.


Tsuzuku

[ff] Brother relationship 2

Title : brother relationship

By  : sachi

Cast : Tora,Saga,Shou

Warning : cerita gaje,tidak serius.


Post: 24Agustus2013


***



"Bentar ah!"Tanpa peduli Tora dengan santainya menonton acara favoritnya.

"Huaaa...dolaemoon..."

Dengan mendecih kesal,Shou turun dari sofa dan memindahkan channel Tv nya menggunakan tombol pada Tv tersebut.

"naah..yey dolaem―"Belum habis Saga berseru riang saluran tv kembali dipindah oleh Tora.

"Tora jahat banget sih."

"Kamu tuh,mindahin chanel tv,aku lagi nonton juga!"

"Udah kamu yang pindahin duluan.Saga-chan kan mau nonton"Shou memindahkan kembali saluran Tv nya.Lalu dipindah lagi oleh Tora.

"Kok gitu sih Tora!!"Shou sudah sangat kesal.

Sedangkan Saga kebingungan menyaksikan layar Tv nya yang berubah-ubah gambar.

Shou tanpa menyerah memindahkan kembali chanel Tv nya.begitu pula dengan Tora.

"Ngalah dikit kenapa sih"Bentak Shou

"Kamu tuh yang ngalah!"

"huaaa...Dolaemonnyaaa..."

Melihat Saga yang hampir menangis Shou berusaha memindahkan kembali chanel Tv nya.

Tapi Tora kembali memindahkan ke chanel lain.

Begitu terus terjadi berulang-ulang hingga Shou kehilangan kesabaran.

Shou menghampiri Tora dan mengambil remot tersebut.

"Apa'an sih Shou balikin!!"

"Gak boleh!"Shou menekan tombol remot itu dan saluran kembali ke film doraemon.Saga kembali senang dan matanya fokus menyaksikan film kartu favoritnya.

Sedangkan Shou dan Tora...

"Balikin remot nya!!"Pinta Tora

"Gak boleh!"Shou menyembunyikan remot itu dibalik punggungnya.

"Cepat ah,kamen ridernya punya pedang baru tau!"

"Ga peduli"

"Ck,memangnya aku gak bisa mindahin dengan cara lain apa"Tora turun dari sofa dan menuju depan Tv hendak menekan tombol Tv seperti yang Shou lakukan tadi.

Akan tetapi tidak berhasil karena Shou menahan tubuh Tora untuk tak mendekat ke Tv.

"Apa'an sih tahan-tahan aku,sana!!"

"Kamu yang sana! jangan ganggu Saga-chan lagi nonton"

"iikh..yang mengganggu itu kamu tau!"Tora balas mendorong Shou.

"Kamu yang mengganggu!"Shou tetap berusaha menahan agar Tora tak mendekati Tv

"Kamu cari ribut ya Shou!"

"Kamu yang cari ribut"Balas Shou,sampai-sampai ia melepas remot tv itu dan fokus mendorong Tora.Kini bukan lagi perebutan Tv yang mereka lakukan,tetapi sudah adu kekuatan.

"nnggh!! minggir!!"Tora mendorong Shou kuat hingga Shou terjatuh dan kepalanya terbentur lemari Tv.


Duk!!...


"Huaaa...sakiiitt...Mamaaaaa...."Tangisan Shou langsung meledak bak halilintar disiang bolong.

Tora cepat-cepat lari naik keatas sofa.Ia duduk memasang muka tak bersalah.Saga hanya terbengong bingung melihat kejadian didepan nya.

"Ada apa ini??"Tanya ibu Shou saat tiba diruang tengah itu karena mendengar teriakan Shou.ia datang bersama ibu Tora dan ibu Saga juga.

"Tora tuh! Dorong aku sampe jatuh"

"Apa'an! Salah Shou duluan'"

"Tora duluan! Dia mindah-mindahin chanel Tv"

"Aku kan mau nonton kamen rider,kamu tuh pengganggu"

"Kamu yang peganggu!!"

"Kamu!"

"Kamu!!"

"Kamu!!!"

"Kamu!!!"

"Sudah-sudah diam"Ucap ibu Tora

"KAMU!!"Tanpa peduli ucapan ibu nya Tora makin membesarkan suaranya.

"KAMU!!"Balas Shou tak kalah besar.

"Sudah Shou diam.ayo ikut mama"Ibu Shou menarik Shou membawa bocah itu pergi menjauh dari Tora.

"Shou Jelek si mata sapi"Shou menoleh kebelakang melihat Tora yang mengejeknya.sambil berjalan ia membalas ucapan Tora.

"Tora jelek si macan pengganggu!!"

"SHOU MATA SAPIIII..."

"MACAN JELEK WEEEKK..."

"SHOU MATA SA―"

DIAAAAAAAMM...ketiga ibu muda itu berteriak penuh emosi.

"Hiks...huaaaaaaaaa..."Kali ini,tangisan Saga yang meledak karena ia ketakutan.



-Esok paginya-



Ibu Tora dan Ibu Shou sedang memperhatikan petugas yang sedang menata ruangan untuk acara ulang tahun Saga yang diselenggarakan hari ini.Sedikit-sedikit mereka membantu dan memberi komentar untuk penataan ruangannya.


Sedangkan 3 bocah itu kembali bermain bersama.Seperti tak terjadi apa-apa kemarin,mereka melupakan nya begitu saja dan kembali bermain dengan riang hari ini.Mereka duduk bersama memakai topi ulang tahun dan meniup terompet mainan yang bisa menggulung. biasa ada di acara-acara ulang tahun.

Jam sudah menunjukkan hampir pukul empat sore.Itu menandakan bahwa acara akan segera dimulai.

Ibu Saga datamg menghampiri Saga.

"Saga ayo mandi kita pakai baju baru.ayo Tora dan Shou juga mandi"

"Holee baju balu..."Dengan gembiranya Saga bangkit berdiri dan langsung menghabur kepelukan ibunya yang langsung menggendong Saga menuju kamar mandi.


***


Semua telah selesai berbenah diri ketiga ibu muda itu sudah berganti pakaian khusus untuk acara tersebut.begitu pula dengan anak-anak mereka.Para tamu undangan satu-persatu mulai berdatangan.

Mulai dari kerabat-kerabat mereka,teman-teman ibu Saga bersama anak-anaknya juga ada beberapa teman-teman sekolah Shou dan Tora.


Acara pun dimulai,semua anak-anak mengikuti acara dengan riang gembira.Hingga tiba pada acara yang ditunggu-tunggu.Acara tiup lilin dan potong kue.Mereka semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Saga.


Sampai tiba saatnya untuk meniup lilin.Dalam gendongan Ayahnya,Saga tampak tersenyum gembira melihat orang-orang merayakan ulang tahun nya.Dengan sedikit membungkukkan badan,Ayah Saga mendekatkan Saga pada kue ulang tahun nya.Dengan begitu tanpa perlu diperintahkan Saga meniup lilin ulang tahun nya yang berbentuk angka 3.


"fuuh..."Api pada lilin padam dengan sempurna.

"yeeyy..."Semua bertepuk tangan untuk Saga.Ayah Saga menurunkannya ke lantai.

"Sekarang potong kue nya sayang"Ibu Saga mengambil pisau kue dan memberikan pada Saga.

Tangan Ibu Saga tetap menggenggam tangan Saga yang memegang pisau kue untuk membimbingnya memotong kue.

Setelah itu potongan kue tersebut diletakkan disebuah piring kecil.

"Ayo,sekarang kue nya mau Saga suap untuk siapa?"Tanya ibu nya.

Saga sedang fokus memotong kue nya dengan sendok dan bermaksud ingin menyuapi ibu nya terlebih dahulu,tetapi rencana itu gagal karena tiba-tiba Tora datang menyerobot.

"Saga-chan,kue nya suapin untukku dulu ya,"

"eh,tidak boleh! Aku dulu."Shou tak mau kalah.

"ha?"Saga jadi kebingungan.

"Aduuh Tora minggir dulu..."Dengan panik ibu Tora menarik anaknya.

"Tidak apa-apa kok kak"Ucap ibu Saga.

"Ayo Saga-chan suap. Aaa..."Tora membuka mulutnya menunggu suapan dari Saga.

Dengan wajah bingun Saga menyuapi kue nya.

"Hehe...Sankyu Saga-chan"

"Aaah...aku juga mauu..."Shou juga minta disuapi.

"Aduh Shou nanti saja ya...biar Saga-chan suapin mamanya dulu"

"enggak mau!Enak banget Tora udah disuapin"

Dengan jahil nya Tora menjulurkan lidahnya ke arah Shou.Membuat Shou jadi ngamuk.

"Aku mau disuapin kueeee..."

"Shou diam dulu!"Ibu Shou menahan Shou agar tak mendekat ke Saga.

"Sudah kak Ayumi biarkan saja"Ucap ibu Saga lagi.

"Tidak usah.lanjutkan saja dulu acaranya"Jawab Ayumi.ia masih menahan anak nya.

"Mamaaa aku mau disuapin kueee..."Rengek Shou.

"Nanti ya..."Ayumi segera menggendong Shou

"enggak mauuuu..."Shou memberontak dalam gendongan ibu nya.
menggerak-gerakkan kaki nya minta diturunkan.

Sampai tiba-tiba Saga menangis sangat keras melihat kue nya hancur jatuh kelantai karena terkena tendangan dari kaki Shou yang memberontak dalam gendongan ibu nya.

"...kue Sagaaaaaa....Huaaaaaa...Kue Saga lusaaaaak..."

Tangisan itu menggema diseluruh ruangan.Para tamu hanya bisa terdiam bengong melihat tingkah laku bocah-bocah itu.







-13 tahun kemudian-





Tsuzuku

[FF] Brother relationship 1

Title : Brother relationship

By : Sachi

Cast : Tora,Saga,Shou...
Note: no edit. Jadi maaf kalo ad typo dll. ff gaje.

Post: 22Agustus2013



***

Saga sedang menonton
film kartun faforitnya
diruang tengah saat ia
mendengar bunyi bel
depan rumahnya dan ibu
nya memanggilnya dari
ruang tamu.
"Sagaaa...cepat kemari
ada tante ayumi nih..."
Dengan segera saga
melempar remot Tv nya
disampingnya lalu turun
dari sofa dengan agak
sedikit susah karena kaki
nya yang masih pendek.
Bocah 3 tahun itu berlari
dengan riangnya ke arah
ruang tamu.
"Tanteeee..."
panggil saga dari
kejauhan
"haai...Saga-chan,aduh
manis nya"
Ayumi kakak dari ibu
saga itu menyambut
dengan gembira
keponakannya,mencubit
pipi bocah itu dengan
gemas.
"Saga-chan apa kabar?"
Tanya seorang bocah
bermata besar yang
berdiri disamping Ayumi
ibunya.
"Baiik Shou-niichan"
Jawab saga gembira.
"Ngomong-ngomong
sudah sampai mana
persiapannya?"
Tanya Ayumi sambil
mengangkat tas besarnya
yang berisi pakaian
hendak menuju kamarnya
dulu sebelum ia menikah.
Karena Ayumi dan anak
nya akan menginap
dirumah itu untuk
membantu acara adiknya.
"hm,tinggal sedikit
lagi.ayo simpan barang-
barangmu dulu"
Ayumi menuju kamarnya
bersama ibu saga untuk
menyimpan tas nya.
"Shou main saja dengan
Saga-chan ya"
Pesan ibunya
"Baik ma."
Jawab Shou patuh.
"Shou-nii ayo nonton
Doraemon!!"
Saga langsung menarik
tangan Shou menuju
ruang TV.
Mereka pun duduk disofa
menonton film Doraemon
bersama-sama,
Sampai suara bel dipintu
rumah saga kembali
berbunyi.
Namun karena mereka
yang terlalu asyik
menonton,tak menyadari
suara bel tersebut.
"Sepertinya maria yang
datang"
Gumam ibu saga sambil
melewati ruang tengah
menuju ruang tamu untuk
membuka pintu.
Tak berapa lama
kemudian datang seorang
wanita dan anaknya
bersama ibu saga ke
ruang tengah.
"Sagaaa...tante Maria
sudah datang nih..."
Saga dan Shou spontan
menoleh kearah
datangnya mereka.
Saga turun dari sofa
menghampiri tante nya
yang lain lagi.
"Tantee..."
Panggil Saga riang tepat
dihadapan
tantenya,sedangkan Shou
hanya memperhatikan
dari atas sofa dengan
wajah yang tampak
sedikit cemberut karena
kehadiran anak dari
maria itu.
"Haai Saga-chan,lama
tidak berjumpa kamu
tambah manis aja yaa..."
Saga hanya tersenyum
menanggapi pujian dari
tantenya,kakak kedua
dari ibu saga.
"Habis dari menjeput
Tora-kun ya?"
Tanya ibu Saga yang
melihat keponakannya
masih memakai seragam
sekolah TK-nya.
"Iya,aku menggantikan
suamiku
menjemputnya,karena
tadi pagi ia sudah
berangkat dinas ke luar
kota.jadi aku yang
menjemput dan langsung
kesini."
"hmm..begitu.
Ah,ayo simpan barangmu
dulu,kita istirahat dulu"
"ya. Tora main yang baik-
baik dengan Saga-chan
dan Shou-kun ya,mama
kebelakang dulu"
Pesan ibu Tora sebelum
menuju pergi dari
ruangan itu.
"ung!" jawab Tora
singkat.
Lalu ia pergi naik ke atas
sofa.
"Lagi nonton apa sih?"
"Doraemon~"
Jawab Saga kini juga
menyusul Tora naik
keatas sofa.
Ia hafal dimana ia duduk
tadi karena itu spot
fafovitnya tepat didepan
Tv,hingga jadilah ia
duduk diantara Shou dan
Tora.
"Hei,di Tv flyingFish ada
kamen rider lho,lebih
seru"
Tora langsung
memindahkan channel Tv
menggunakan remot
yang ia pegang tadi saat
ia naik ke sofa tadi.
"yaah..kok dipindah sih
Tola-nii...putar lagi
disana.."
Protes Saga tak ingin
chanel nya dipindah
"Iya nih,lagi seru nonton
doraemon juga!"
Sambung Shou
"Kalian kan udah nonton
doraemon dari
tadi,sekarang giliran
kamen rider beraksi!!"
"iih...gak mau!! Saga mau
nonton dolaemon~balikin
ke dolaemon."
Pinta Saga hampir
merengek.
"Tunggu dulu ya Saga-
chan,disini juga lagi seru
nih,"
"nggak mauu~ sini lemot
tv nya!"
Saga menadah tangan
meminta remot Tv nya
"Tunggu dulu..."
Tora menjauhkan remot
tersebut kesebelah
kirinya agar Saga tak
dapat meraihnya.
"Kasih kenapa sih
Tora,Saga-chan mau
nangis tuh"

"Bentar ah!"
Tanpa peduli Tora dengan
santainya menonton
acara favoritnya.
"Huaaa...dolaemoon..."
Dengan mendecih
kesal,Shou turun dari sofa
dan memindahkan
channel Tv nya
menggunakan tombol
pada Tv tersebut.
"naah..yey dolaem―"
Belum habis Saga berseru
riang saluran tv kembali
dipindah oleh Tora.

.....

[FF:ToraxSaga] the mask

Title: The Mask

Chapter: 1

By : Sachi


Post: 29April2013





※※※




"hei,tora cepat lihat kesini!!"

"ck"
Pemuda yang dipanggil tora hanya berdecak,menghiraukan panggilan temannya.
Hanya melihat sesaat pada temannya lalu kembali mengedarkan pandangannya kearah lain untuk berjaga-jaga jika nanti ada guru yang lewat.

Bukan tora tak tertarik untuk melihat dibalik tembok pagar sana,siapa yang tidak mau melihat kakak2 cantik di universitas sebelah sekolah mereka ne? Tora hanya merasa sekarang ini ada seseorang yang lebih menarik hatinya daripada kakak-kakak itu.
Orang yang telah mengisi hampir seluruh ruang hatinya.

"hai~ onee-chaan"
Panggil aoi dengan genitnya.

Lalu,jika tora tak tertarik dengan hal tersebut,kenapa dia berada disitu?

Itu semua karena paksaan kedua temannya aoi dan reita.
Jika ia tak ikut,mereka langsung mengatainya tak setia kawan.
Dengan terpaksa ia pun ikut,sehingga ia jadi terlihat seperti security saja disini.

"hei,hei,ada guru" serunya dengan suara pelan namun tegas.
Dengan segera kedua temannya turun dari meja yang mereka pijak untuk bisa melihat ke balik tembok pagar sekolah sebelah sana,lalu mereka bertiga lari meninggalkan tempat itu sebelum guru tersebut melihat mereka.

"heh! Darimana saja kalian? Latihan sudah selesai,kalian tahu?!"
Seorang siswi berkacak pinggang kesal menghadapi 3orang teman sekelasnya yang seharusnya ikut latihan drama malah datang saat latihan sudah selesai.

"uwoh..jangan marah begitu rina,nanti wajahmu jadi jelek"

"diam kau reita! Aku tak akan termakan oleh kata-katamu!"
Delik rina pada reita dan langsung membuat pemuda berpenutup hidung itu bermuka masam.

"baiklah,kami minta maaf.hari senin nanti kami janji akan datang latihan.kan'?"
Tora menyikut kedua temannya yang berada disisi kiri dan kanannya.

"yayaya"
Jawab aoi terlihat sedikit malas.

"oke"
Rina melepas kedua tangannya yang menyangga dipinggangnya.
Pergi kesebuah tumpukan kantong plastik yang besar didekat panggung,lalu mengeluarkan isinya.

Rina membawa benda itu kehadapan tora dan kedua temannya.

"ini kostum kalian sudah ada"
Rina memberi satu-persatu kostum itu pada mereka bertiga.
"tapi masih ada bahan untuk drama yang belum lengkap! Sebagai hukuman karena kalian tak datang latihan hari ini,aku meminta kalian untuk mencarinya!"

"haaaa??"
Teriak mereka bertiga kaget.

"apa? Mau protes? Sudah melakukan kesalahan masih protes juga?"
Rina memelototkan matanya sambil kembali berkacak pinggang.

"geez...baiklah,baiklah...apa yang harus kami cari?!" tanya reita

"topeng!! Tapi bukan topeng biasa.topeng yang hanya setengah wajah"

"haa...dimana mencari topeng macam itu?"

"terserah kalian!! Toko barang bekas,toko barang antik,gallery,itu terserah kalian.yang penting saat pementasan nanti semua bahan sudah lengkap.fufufu"
Tawa rina dengan liciknya.

"jiih...sial"
Ketiganya langsung berwajah kusut.
Lalu tanpa berlama lagi keluar dari ruangan itu untuk pulang.
Karena latihan sudah benar-benar selesai pada hari ini.

"gaah..kenapa mereka memilih nenek sihir itu sebagai ketua!"
Ucap reita kesal saat mereka sudah menjauh dari aula tempat rina berada dan berjalan menuju pintu gerbang sekolah.

"yah,dia pintar bermain drama sih" sambung tora

"ya! Kuakui bakatnya itu.tapi sifatnya!...grrh"aoi juga ikut kesal.

"ah,sudahlah.lupakan nenek sihir itu.
Bagaimana kalo besok minggu kita ke game center?"
Tanya reita

"tp kita harus mencari bahan untuk drama kan?"

"hei,tora! Kita bisa bermain sambil mencari kawan.
Kita pergi ke daerah shibuya saja dulu,setelah main game,kita lanjut mencari bahan nya.bagaimana?"

"aku setuju!"ucap aoi.

Merasa kalah,tora pun menyerah
"baiklah,aku ikut"

"yey..haha..besok akan kujemput"ucap aoi senang.

Disepanjang jalan mereka berbincang-bincang sambil tertawa-tawa ntah apa lg yang dibicarakan.hingga akhirnya mereka sampai dihalaman depan sekolah tiba-tiba langkah tora terhenti dan matanya terpaku kesebuah arah,tepatnya dihalaman parkir kira-kira 7meter jaraknya dari mereka.

Seorang pemuda terlihat sedang membukakan pintu mobil untu pemuda satunya yang terlihat cantik.
Setelah pemuda cantik itu masuk kemobil,lalu pemuda satu nya mengintari depan mobilnya pergi kepintu mobil sebelahnya.
Memasukinya dan menyalakan mesin mobilnya.
Tak berapa lama Mobil sport bewarna hitam itu melaju keluar perkarangan sekolah.

Tora sedikit tersentak saat sebuah tangan melambai-lambai didepan wajahnya.ternyata aoi yang melakukannya untuk menyadarkan tora yang entah sejak kapan sudah melamun.

"ehem,sepertinya ada yang cemburu rei"ujar aoi pada reita dengan senyuman aneh diwajahnya.

"yaa..tidak salah lg.khikhi"
Mereka berdua saling lihat lalu terkekeh.

"ck,diam kalian!" dengan muka kusut tora melanjutkan kembali langkahnya untuk pulang.

tbc

ToSa III

Title: tora vs rillakuma = saga on the bed
*judul nya gak nyambung sm cerita,beneran =.=v*

Story by: dhea n sachi

post: 21februari2013
... ... ...

Saat sedang asiknya makan kare tiba-tiba mata saga teralihkan pada sebuang bungkus makanan ringan yg tergeletak didekat piring makan tora disebelah kirinya.
"apa ini?" ia ambil bungkusan tersebut membaca namanya dan melihat isinya.
"sepertinya enak"gumam saga sembari menyuap sendok terakhir kare kemulutnya.
Setelah kare dalam mulutnya habis,ia meminum segelas air putih untuk melancarkan makanan turun keperutnya.
Selesai meletakkan gelas kosong sehabis ia minum tadi diatas meja,saga mengambil sepotong asinan tersebut dan mencicipinya.
"emh..oishiii.." saga ketagihan,ia mengambil satu potong lg asinan tsb.
"kau mau juga kuma-chan?" saga menawari asinan itu pada rilakumanya walau jelas2 boneka itu tak bisa menjawab.

"ah,iya ada...maaf merepotkan,bisa2nya dokumen ini tertukar.besok pagi akan kubawakan kekantor...ok,jaa!" tora menutup teleponnya.
Ia berkacak pinggang dan menghela nafas melihat kertas2 yg sudah berserakan diatas meja kerjanya bahkan sampai berjatuhan kelantai.
Segera ia rapikan kembali berkas2nya yg memakan waktu kira2 30menit lebih.
Setelah mejanya rapi ia keluar kamar hendak kembali kedapur,karena ia ingat meja makan juga harus ia rapikan setelah ia makan tadi.

Tiba didapur ia mengerutkan keningnya bingung melihat saga telah berada dimeja makan,duduk dikursi dgn wajah menulungkup dimeja makan dgn bahu yg bergetar.
Tora mendekatinya dan menepuk pundak saga.
"saga?!" panggil tora
"hihihi..." tora makin menyerngit bingung,ia bungkukkan badannya mendekat pada wajah saga untuk melihatnya.
"saga,kamu kenapa?"
"hihihi..tora-kun ne?!"
Saga mengangkat wajahnya dan menegakkan duduknya walau tak benar2 tegak.ia terlihat seperti terhuyung2
"hei,kamu kenapa?" tora mulai khawatir melihat tingkah saga,ditambah mata nya terlihat sayu seperti―
Tunggu,tora mengingat sesuatu.
"hah?! Saga jangan bilang kau memakan ini!" tora menunjukkan asinan tersebut pada saga yg sudah tak diperhatikan lg oleh saga.

Plok!..
Tora menepuk jidatnya.
"ini ada campuran sake nya saga! akh,ak lupa bilang pada―"

Greekk..
Kalimat tora terpotong karena tiba-tiba saga berdiri dari kursinya langsung memeluk tora,tak mempedulikan rilakuma dipangkuannya jatuh kelantai dibawah kolong meja.
"s-saga!!"
"tora-kun~"
Panggil saga dgn nada manja,jg tak bisa mengontrol berdirinya membuat tora sedikit kelimpungan.
"ck..kau makan tak melihat2 tulisan sake sebesar itu dibungkusnya hn? Kau jadi mabuk kan!"
Tora memapah saga menuju kamar,namun karena saga kesusahan berjalan ia pun menggendongnya.kalau saga sudah begini,tora harus mengeluarkan tenaga extra untuk menghadapinya.

Dibukanya pintu kamar lalu ia tutup kembali dgn kakinya.
Membawa saga keatas tempat tidur dan membaringkannya.
Saat tora hendak pergi untuk mengambil selimut tanganya malah ditahan oleh saga.
"tora-kun jangan pergi~"
Dengan mata sayu itu ia memohon.
"aku cuma mau mengambil selimut ne!"
"jangan~" saga menariknya lebih kencang sehingga tora jatuh diatasnya.
"saga! Ck,kau harus istirahat"
"hihihi...tora-kun daisukiii..."
Saga malah melingkarkan kedua lengannya dileher tora tak mempedulikan atau memang tak bisa mendengar kata2 tora lg.
Antara senang dan tidak ia bisa mendengar kata itu dari mulut saga.karena hanya saat ia mabuk saja saga mau mengeluarkan kata2 itu.
Tetapi kalau dipikir2 hari ini seluruh perhatian saga teralihkan untuk boneka itu,dan see? Saat ia mabuk boneka itupun terlupakan,ia kembali dalam pelukanku.
Bukankah ini kesempatan yang tepat? Sebelum besok pagi saga kembali sadar dan pasti akan lengket terus dgn boneka itu lg,pikir tora.
Tora menatap wajah kekasihnya,
Tiba-tiba ia menyeringai.ada sebuah rencana yg tengah berjalan diotaknya.
"ki-su"ucap saga tiba2.
"hm,kissu?! Bagaimana kalau aku tidak mau!"
"uuugh..kissu.."saga merengek karena sebuah ciuman belum juga mendarat dibibirnya.
Tora terkikik.
"baiklah honey"
Tora mendaratkan bibirnya diatas bibir saga yg langsung mendapat sambutan cengiran dari bibir saga.
"hihihi.."
Tora segera menghisap bibir yg tengah menyengir(?) itu.
Mendadak tora menghentikan ciumannya.
Tangannya turun kebawah menangkap tangan liar yg tengah berusaha menelusup kedalam celananya.
"kau memang nakal saga.."




Wajah saga terlihat cemberut karena usahanya gagal.
"baiklah,apa kau siap bermain 3ronde malam ini"tora menyeringai

"i love u mokkori-sama"

"oh yeah aku tahu itu.kau tergila2 dgn ini kan?"

Tora menyentuhkan kembali tangan saga kebendanya yg langsung dibalas kikikan oleh saga.

"akan kubuat kau makin gila hari ini"

Merekapun melanjutkan aktivitasnya,melupakan rilakkuma yg tergeletak pasrah dikolong meja.
XD

.

.

.

.

.

.




Owari.

ToSa II

Title: tora vs rilakum = saga on the bed
*jangan terkecoh dgn judul,karana anda akan kuciwa jika mempercayai judul-plakk-*

Story by: dhea n sachi

post: 21februari2013
.. .. ..

Tora pergi ke supermarket sedangkan saga menunggu didalam mobil bersama rilakuma nya,padahal sebelum boneka itu ada dia selalu antusias ikut kemana tora pergi.

Tora menenteng keranjangnya lalu memilih keperluan bahan makanan yang sudah habis dirumahnya.
Selesai mengambil bahan makanan ia ingat untuk membeli camilan,karena camilan dirumah juga sudah habis.
Ia berpindah ke rak yang menyediakan berbagai macam makanan ringan,mengambil makanan2 ringan yang sudah jadi favoritnya dan saga.tapi saat ia berjalan keujung rak hendak keluar,ia melihat susunan makanan yg dibungkus diplastik bewarna hijau,disusun rapi diatas rak seperti meja.
Ia pun tertarik untuk melihatnya,ia mengambil satu bungkus lalu membaca namanya.
"asinan nara?"
Tora serasa seperti familiar dengan nama makanan tersebut,lalu ia coba mengingat-ingat nya,
"ah,ini kan asinan seperti yang reita bawa dulu kekantor saat musim semi tahun lalu!"
Tora pun memutuskan membeli asinan tsb.ia sudah agak lupa dengan rasanya tapi sepertinya saat ia makan dulu ia mengatakan enak.maka dari itu ia memutuskan untuk membelinya krn ingin mencobanya lg.
Ia beranjak dari tempat itu kemudian menuju ketempat kebutuhan terakhirnya yaitu vodka,mengambil 5botol vodka untuk persediaan selama sebulan.
Setelah dirasa lengkap semua bahan belanjaannya,ia pun membawa barang2 nya kekasir dan membayarnya.

''ah! Sudah belanjanya?''tanya saga memutar badanya kebelakang,baru menyadari kedatangan tora yang sedang menyimpan barang belanjaan di jok belakang.
"em..sudah. Ok,ayo kita pulang"
Tora menutup pintu belakang mobilnya,setelah itu menuju kepintu depan dan masuk.sesaat tora menoleh ke arah saga sebelum memasukkan kunci mobil ketempatnya.
"tuh kan,kamu memeluk boneka itu terus!"
"habis ini nyaman sekali"
Balas saga sembari menggesek2an pipi nya ke pipi rilakuma.
Tora hanya bisa memanyunkan bibirnya saja.
Ia segera menyalakan mobilnya dan mereka pun melaju menuju apartement.

Sesampai diapartement saga langsung merebahkan tubuhnya disofa dengan masih memeluk rilakumanya.
"aah..hari ini menyenangkan sekali.."saga memeluk gemas pada boneka itu,setelah itu ia bermain2 dgn hidung rilakumanya memencet2 hidung boneka tsb.
"lucu.."gumamnya sendiri.
"saga..aku cemburu" ujar tora sambil melewati sofa yg ditempati saga menuju dapur membawa barang belanjaannya.
"dengan boneka saja cemburu.."saga memajukan bibirnya membalas ucapan tora,yg orangnya pun tak terlihat lg diruangan itu krn sudah berada didapur.
Saga kembali sibuk dgn rilakumanya sedangkan tora sibuk membongkar belanjaannya.
Ia memilah2 makanan mana yg akan dimasukan kekulkas dan lemari.
Setelah selesai ia mempersiapkan bahan2 untuk memasak kare.
Cuaca dingin seperti ini memang enak makan yg hangat2,begitu pikirnya.apalagi perutnya memang terasa lapar setelah tadi habis jalan2 diluar.
Tora sibuk berkutat didapur bersama bahan2 kare,saga asik bersama rilakuma.

Beberapa menit kemudian tora selesai memasak kare-nya,ia tuang kare yg sudah matang itu kedalam wadah penyajian lalu meletakkan nya diatas meja makan.
Setelah itu ia melepas apronnya,menggantungnya didinding dapur yg sudah tersedia pengaitnya.
Ia keluar dari dapur menuju ruang tamu tempat saga berada.
"saga kamu mau makan kare?" tora menopang kedua telapak tangannya diatas sandaran sofa.saga membalik tubuhnya jadi terlentang melihat pada tora.
"eeng..nanti saja deh tora-kun"
Saga menenggelamkan wajahnya dibalik rilakuma.
"haah..rilakuma itu benar2 mengalihkan perhatianmu dari ku saga..."ucap tora sambil tersenyum namun sedikit kecut.
"yasudah,nanti kalau mau makan kare langsung kedapur saja"
"haaik.."jawab saga dibalik rilakuma.
Tora kembali kedapur,ia mengambil piring,duduk dimeja makan dan mulai mmakan kare buatannya.
Sambil makan ssekali ia tersenyum sendiri,juga bberapa kali menggeleng2kan kepalanya mengingat tingkah saga hari ini.
Yah,asalkan saga bahagia tak apa ia bisa merelakan sedikit perhatian saga teralihkan untuk boneka itu.
Selesai memakan kare tora mengingat sesuatu.
"asinan nara"
Ia ingat telah menyimpannya kedalam lemari tadi.
Tora bangkit dari kursinya mengambil asinan itu dari lemari dan membawanya ke meja makan.
Ia kembali duduk dan membuka bungkus asinan itu.ia mengambil satu potongan asinan itu lalu memakannya.
"emm..aku ingat rasanya sekarang.ini mmng enak"

Drrt..drrt..
Sedang asiknya mengunyah asinan,
Tiba2 ponsel yg ia letakkan dimeja bergetar,tora melihat nama pmanggilnya lalu dgn segera mngangkatnya.
"hallo,ada apa rei?...ha! Dokumen yg mana?...ah,tunggu sebentar"
Tora bngun dari kursinya dan meninggalkan dapur dgn ponsel masih menempel ditelinganya.
Tora masuk kekamar membongkar berkas2 kerjanya.
Saga yg sesaat tadi melihat tora memasuki kamar dgn terburu-buru hanya menoleh sebentar lalu kembali main dgn bonekanya.
Benar2 perhatiannya teralihkan oleh boneka itu.
Tetapi sepertinya hal yang satu ini tak bisa dialihkan oleh apapun,terbukti ia langsung bangun saat perutnya meraung minta diisi,
Kruuuk...

"uugh..lapaar.."saga langsung bangkit dari sofa nya dan berlari menuju dapur tp masih tetap membawa rilakuma =.=d
Setiba didapur dilihatnya pirin makan tora serta kare masih ada diatas meja.
"kelihatanya enak sekali"
Tak mnunggu lama lagi segera saga mengambil piring untuknya dan memakan kare tsb.
"oishii.."seru nya saat sendokan pertama masuk kemulutnya.
Ia pun asik makan kare dgn rilakuma dipangkuanya


Tbc

ToSa I

title: tora vs rillakuma = saga on the bed
*abaikan judul nya.anggap gak ada judul walopun udah ditulis*
*plakk*

Story by: dhea n sachi

Note: jangan dibaca ><
Beneran jangan dibaca >o<
Gaje sumpah!
Ini cuma iseng aja.XDa

post: 20februari2013

..........

"kamu suka tempat ini?"
Tanya tora menatap kekasih dihadapannya yang sedang asik menyantap cake pesanannya

"suka!! Cake nya enak sekali" jawab saga dengan girangnya.
Hari ini tora membawa saga jalan-jalan ke ginza mengingat valentine kemarin ia tidak sempat mengajak saga main karena sibuk dengan pekerjaannya.

Tak bisa dipungkiri,melihat kebahagiaan saga membuat bibir nya terus mengembang.
Melihat kekasih nya bahagia bgaimana ia tidak ikut bahagia?!

"ayo makan lagi,habiskan semua cake nya"
Mata tora melihat pada segala macam cake yang ia pesan tersaji memenuhi meja mereka.
"haaiik.." jawab saga penuh semangat.
Tora melihat sejenak pada jam dipergelangan tangannya,hari sudah gelap karena jam sudah menunjukan pukul 7malam
"cepat habiskan ya.habis ini kita jalan2 ke toko lain,mencari apa saja yg saga inginkan"
"hontou!...emm.."saga terdiam sejenak mengingat2 rencana bebrapa wktu lalu tntang benda yg ingin ia beli
"ah,tora-kun aku mau ke toko boneka boleh ya?"
"iya,terserah padamu mau kemanapun akan aku bawa.err..tapi kau mau beli boneka? Untuk siapa?"tanya tora penasaran
"boneka untuk...ya untukku hehe.aku mau rillakuma"
"ha? Sejak kapan saga suka boneka?"tora kaget
"em sejaak...sejak aku suka boneka"
"ah jwban apa itu.huft ya sudah.sudah selesai makanya kan? Ayo kita pergi"
"ikouu!!"seru saga sambil bangun dari tempat duduknya.
Selesai membayar mereka pun keluar dari cafe itu dan menuju ketempat selanjutnya.
Digenggamnya tangan saga lalu jalan beiringan sambil mencari toko yang menarik mata saga
"mau toko yang mana?"
"etooo..."saga terlihat kebingungan dengan banyaknya deretan toko boneka didepan matanya
"arrh..yg mana saja deh"ia melangkah memasuki toko yang paling dekatnya,tingkahnya itu membuat tora tersenyum geli
"huaaa..sugee..semuanya terlihat lucu"saga tampak takjub melihat berbagai macam bentuk,ukuran dan warna boneka-boneka yang terpajang
"ah,itu rilakkuma!!"
Dengan segera saga berlari menuju rak tempat rillakuma tersusun rapi
"dasar uke!"gumam tora lalu mengikuti kemana saga pergi
"ngomong-ngomong kenapa kamu pilih rillakuma? Itu kan beruang kamu suka nao?"tuding tora dengan tatapan curiga
"ee..n,nan?!"saga terdiam sesaat
"ya nao lucu sih,seperti rilakuma"ucap saga tanpa sadar
"haa..jadi benar kamu suka nao"tampang tora kaget
"eeh..bukan suka yg seperti itu.aku suka karena dia lucu saja"saga memasang senyum
"hontou? Jadi siapa yang kamu suka kalau begitu?"tora kembali tersenyum
"eh..orang yg kusuka? Y-ya tentu saja..."tiba2 saga gugup,ia menggaruk kepalanya untuk melampiaskan rasa gugupnya,juga tak menatap tora dan tak melanjutkan kalimatnya
"tentu saja siapa?! Kamu lg suka dengan seseorang? Heh? Siapa?"tatap tora makin tak tenang
"ha? Tidak,tidak..aku sedang tidak suka dengan orang lain.orang yg kusuka sampai sekarang ya masih orang yg sama"saga menunduk menyembunyikan semburat merah yg mulai muncul diwajahnya.tora tersenyum,ia mengerti siapa yg dimaksud saga
"orang yang sama? Siapa?"tanya tora yg ingin sedikit menggodanya
"t-tentu saja orang yg ada dihadapanku kan"jawab saga agak membentak sebal karena malu.ia membalikkan tubuhnya menghadap boneka2 tersebut-membelakangi tora-
"orang dihadapanmu siapa? Rillakuma? Dia bukan orang" godanya lg
"bukaan...aaarrhh aku mau lihat rilakuma!!"saga mendekati tempat rilakuma dipajang dengan muka memerah,berpura-pura sibuk memilih rilakuma dengan tingkah yang aneh.lagi2 tora terkikik geli oleh tingkah saga itu.ia berjalan mendekati saga dan berdiri disampingnya.
"apa orang yg kamu sukai itu baik? Tampan? Kalau boleh tahu siapa namanya"belum berhenti tora menggoda saga.
Saga tak menjawab,pura-pura ia tak mendengar pertanyaan tora
"aah..rilakuma yang mana ya?"saga meletakkan telunjuknya dibibir berlagak bingung,membuat tora jadi gemas,lalu ia menarik tangan saga agar lebih mendekatinya
"apa susahnya menyebut namaku hm?"bisik tora
"susah,kalau situasi nya susah"saga menoleh kesampingnya menghindari tatapan tora
"apa maksudmu sagachi~"nada gemas
"uugh..pokoknya susah! Rilakumaa..aku mau rilakuma"
Saga melepaskan tangannya dari tora lalu lari kesalah satu rilakuma
"tora-kun aku mau yang ini"saga mengambil satu rilakuma berukuran setengah tubuhnya
"haah.."tora menghela nafas menyerah,ia mengacak rambutnya pasrah dengan sikap saga sambil melangkah ketempat saga berada,ia belum menyadari ukuran boneka yg diambil saga
"boneka yg mana yang kamu pi―eeh itu besar sekali.nanti dia akan hidup dan memakanmu"
"bhuh..mana ada boneka hidup"sangkal nya langsung
"tapi jangan terlalu sering memeluknya ya,nanti pelukan untukku berkurang"tora membuat mimik wajahnya tampak sedih,namun sepertinya mimik wajah itu tak mempan bagi saga karena ia sudah berjalan menuju kasir tanpa mempedulikan tora
"ayo tora kita bayar ini lalu pulang"ucapnya dengan wajah terlihat sangat gembira
"huuh..sagaa"tora berjalan gontai menuju kasir,selesai membayar mereka pun keluar
"kita ke supermarket sebentar ya membeli bahan makanan"ucap tora saat sudah berada diluar toko
"oh ke supermarket dulu? Kalau begitu aku tunggu dimobil saja ya"
"ha..kenapa begitu?"
"jaa tora..aku tunggu dimobil"saga langsung menuju mobil mereka tanpa menjawab pertanyaan tora
"hah..baru beberapa menit ia memegang boneka itu ia sudah tampak melupakanku"



Tbc..